Cabai Lagi Mahal, Ibu-ibu di Pasar Santai Mencuri dari Truk Pengangkut, Cuek Abis Walau Diprotes Sopir

Selasa, 14 Juni 2022 | 14:45 WIB
Cabai Lagi Mahal, Ibu-ibu di Pasar Santai Mencuri dari Truk Pengangkut, Cuek Abis Walau Diprotes Sopir
Ilustrasi cabai (Pixabay.com/Kathysg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini sedang terjadi kenaikan harga pada beberapa bahan pangan, salah satunya cabai. Bahkan di beberapa daerah, harga cabai merah melampaui Rp 100 ribu per kilogramnya.

Namun tak disangka, harga cabai yang meroket ini ternyata membuat beberapa orang sampai melakukan aksi nekat termasuk mengutil alias mencuri dari sebuah truk pengangkut di pasar.

Hal inilah yang tampak di unggahan akun Instagram @andreli_48. Tampak sejumlah ibu-ibu yang berkumpul di dekat truk pengangkut cabai.

Biasanya mereka memang mengambil cabai maupun bahan-bahan dapur lain yang berjatuhan di truk, atau bahkan di jalan. Namun ibu-ibu ini tampak santai mengambil cabai bahkan dari dalam kardusnya sekalipun.

Baca Juga: Residivis Asal Jawa Timur Gasak Mobil Pikup di Bantul, Hasil Curian Dipreteli Spare Part Dijual Terpisah

"Judulnya apa nih..?" celetuk @andreli_48, dikutip Suara.com pada Selasa (14/6/2022). "Kramat Jati, Jakarta Timur."

Video yang dikirim oleh Anjal Pantura ini memperlihatkan sekelompok wanita yang berkumpul di dekat truk. Namun bukan cuma mengambil cabai yang jatuh dari truk, ada beberapa yang santai mengambil dari dalam kardus.

Bahkan mereka tetap santai mengambil ketika sudah ditegur oleh sopir dan kru truk pengangkut cabai tersebut.

Bukan memungut yang berjatuhan, ibu-ibu ini terpergok mengambil cabai tanpa izin dari truk pengangkut di pasar. (Instagram/@andreli_48)
Bukan memungut yang berjatuhan, ibu-ibu ini terpergok mengambil cabai tanpa izin dari truk pengangkut di pasar. (Instagram/@andreli_48)

"Itu tiga biji seribu di rumah, Bu. Udah dapat berapa biji itu ibunya?" kata perekam video saat memergoki seorang ibu mengambil langsung cabai dari dalam kardus. "Aduh... angel, angel."

Video ini mendapat beragam respons dari warganet, termasuk yang menyayangkan ibu-ibu itu tetap santai mengambil yang bukan haknya sekalipun sudah dipergoki orang lain.

Baca Juga: Puluhan Hektar Tanaman Cabai di Sleman Dilanda Hama Pathek, Harga Makin Melambung?

"Udah biasa itu min, biasa nyarinya yang pada jatoh," komentar warganet.

"Kalo itu ga jatoh tapi emang sengaja ngambil dari kardus atau karungnya wkwkwk," sanggah warganet lain.

"Dulu emang mulungin yang jatoh, kalo sekarang mereka berani ngambil kek gitu," kata warganet.

"Betapa susahnya kita sekarang mencari rezeki yang halal," ujar warganet.

"Di tegur pasti ngoceh ngoceh.." imbuh warganet lain.

"Bajing ga loncat," timpal yang lainnya.

Untuk video selengkapnya dapat disaksikan di sini.

Kenaikan Harga Cabai Diprediksi Akan Berlangsung Lama

Pedagang cabai di Pasar Muka Cianjur, Jawa Barat (Suara.com/Fauzi Noviandi)
Pedagang cabai di Pasar Muka Cianjur, Jawa Barat (Suara.com/Fauzi Noviandi)

Cabai menjadi salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan, bahkan saat ini sampai tembus ratusan ribu rupiah per kilogramnya.

Perihal kenaikan harga ini, menurut Ekonom Centre of Reform on Economic (Core) Indonesia Yusuf Rendi Manilet, kemungkinan bisa berlangsung untuk waktu yang lama.

Hal ini rupanya terjadi akibat kelangkaan pasokan yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Lalu faktor lain yang mempengaruhi adalah masalah distribusi dan sentra produksi cabai yang terjadi di sejumlah titik.

Bukan cuma itu, Yusuf menilai kenaikan harga cabai menunjukkan adanya missing link dari data pangan yang dimiliki oleh pemerintah dan ketersediaan pangan strategis.

"Seharusnya momentum meningkatnya harga cabe dan beberapa pangan strategis perlu mendorong pemerintah untuk melakukan konsolidasi terkait ketersediaan data pangan yang dimiliki oleh pemerintah," jelas Yusuf.

Sementara saat ini Indonesia sedang mengalami cuaca ekstrem yang kemungkinan akan berpengaruh besar pada produksi cabai atau bahan pangan lain ke depannya.

Untuk penjelasan selengkapnya bisa dibaca di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI