Suara.com - Peziarah silih berganti berdatangan ke makam Eril atau Emmeril Khan Mumtadz di Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Selasa hari ini.
Ini adalah hari kedua setelah prosesi pemakaman Eril. Di antara warga yang datang dari luar Bandung.
Pantauan AyoBandung (Jaringan Suara.com), sejak Selasa 14 Juni 2022 pagi hingga siang, peziarah terus berdatangan dengan bergelombang.
Para peziarah tersebut mendatangi pemakaman Eril untuk mendoakan almarhum di makamnya.
"Sengaja datang ke sini. Kemarin tidak bisa, melihat di TV juga penuh banget," ujar Rahmat, salah seorang peziarah.
Warga Cicadas, Kota Bandung tersebut datang bersama istri dan mertuanya untuk mendoakan Eril. Walaupun secara pribadi dia mengaku tidak mengenal putra sulur Ridwan Kamil tersebut.
"Lebih afdol kalau mendoakan secara langsung di makamnya," katanya.
Bahkan peziarah yang mengunjungi pemakaman Eril, bukan hanya berasal dari Bandung.
Baca Juga: Zara Peluk Peti Jenazah Eril: Jadi Adikmu Adalah Anugerah Terbaik dari Allah
Tetapi ada juga dari luar daerah, seperti rombongan SMK Mardhika, Jakarta Timur yang sengaja jauh-jauh datang hanya untuk berziarah.
"Dua pekan lalu di Sekolah, kami mendoakan agar Erik bisa ditemukan," ujar MS Ali, Kepala Sekolah SMK Mardhika, Jakarta Selatan.
Setelah dimakamkan, dirinya bersama beberapa siswa langsung bertolak ke Bandung untuk berziarah secara langsung.
"Sengaja datang untuk bertakziah dan mendoakan secara langsung di makam. Mudah-mudahan almarhum diterima di sisi Allah," tutupnya.
Ucapan terimakasih Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyampaikan sepenggal cerita tentang anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, seusai prosesi pemakaman di Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin.
Baca Juga: Zara Putri Ridwan Kamil Unggah Foto Pelukan Terakhir dengan Eril: Jadi Adikmu, Anugerah Terbaik
"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan hikmah dari kepergian Eril," kata Ridwan mengawali ceritanya.
Dia lantas menceritakan bagaimana 14 hari masa pencarian Eril terasa begitu panjang dan melelahkan bagi keluarganya serta bagaimana keluarganya akhirnya menerima kepergian Eril dengan hati lapang dan memetik pelajaran dan hikmah dari kejadian itu.
Dia juga mengemukakan bahwa amal anak sulungnya dalam masa 23 tahun hidupnya ternyata sudah memadai untuk mendatangkan kecintaan dari banyak orang.
"23 tahun memang belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," katanya dikutip dari Antara.
"Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela nafas yang dipakai untuk berbuat baik. Walaupun hal kecil dalam sehari-hari," ia menambahkan.
Selain itu, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa keluarga mengikhlaskan kepergian Eril karena menyadari bahwa Allah SWT telah mencukupkan amalnya dan menutup kemungkinan bertambah kekhilafannya.
"Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati, kalau kami tidak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali," katanya.
"Kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua," katanya.
Ridwan Kamil menyampaikan terima kasih kepada warga dari berbagai daerah yang mendoakan Eril, anak sulungnya yang lahir di New York dan meninggal dunia di Swiss.
"Terima kasih atas segala doa yang dipanjatkan. Semoga Allah membalas berlipat-lipat," katanya.
Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu upaya pencarian Eril serta proses pemulangan jenazahnya dari Swiss ke Indonesia.
"Atas nama keluarga, saya haturkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Wapres, para menteri, para gubernur dan Forkominda Jabar, Kabupaten Bandung. Kepada keluarga, sanak saudara kami yang selalu hadir dan mendoakan. Dan juga kepada teman-teman sahabat Eril, alim ulama, tokoh masyarakat," kata dia.
Eril terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss, pada 26 Mei 2022. Jenazahnya ditemukan di Bendungan Engehalde di Kota Bern pada 8 Juni 2022.
Jenazah Eril, yang tiba di Indonesia pada Minggu (12/6), disemayamkan dan dishalatkan di Gedung Pakuan di Kota Bandung kemudian dibawa ke Kabupaten Bandung untuk dimakamkan di wilayah Kecamatan Cimaung pada Senin.