Gejala, Penyebab dan Penyebaran Varian BA.4 dan BA.5 yang Buat Covid-19 Meningkat

Selasa, 14 Juni 2022 | 14:12 WIB
Gejala, Penyebab dan Penyebaran Varian BA.4 dan BA.5 yang Buat Covid-19 Meningkat
Ilustrasi covid-19 omicron, kriteria pasien omicron sembuh dan selesai isoman (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Positive rate Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan jadi 1,36 persen. Kenaikan ini diperkirakan karena varian baru bernama BA.4 dan BA.5. Sebenarnya, apa gejala, penyebab dan penyebaran varian omicron BA.4 dan BA.5?

Varian BA.4 dan BA.5 baru pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. BA.4 ditemukan pada 10 Januari 2022. Sementara BA.5 ditemukan pada 25 Februari 2022. 

Dua varian itu membuat positive rate di Afrika Selatan melesat. Mengutip Medical News Today, BA.4 menyebar ke seluruh Afrika Selatan dan menyumbang 35 persen dari setiap hasil tes positif. Sementara BA.5 menyumbang 20 persen dari hasil positif.

BA.4 dan BA.5 ini sebenarnya mirip dengan omicron BA.2 yang ditemukan di Eropa hingga Amerika Serikat. Namun, dua varian baru itu memiliki mutasi yang identik dengan lonjakan protein. Itulah yang membedakan dari omicron BA.2. 

Baca Juga: Waspada! Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Berpotensi Masuk ke Bandung

Penyebaran Varian BA.4 dan BA.5

Dua varian itu menyebar dengan cepat dari Afrika Selatan menuju penjuru negara lain. Data Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau UKHSA, pada 22 April lalu, sudah mendapat informasi tentang BA.4 di Inggris.

Begitu pula dengan negara Austria, Amerika Serikat, Denmark, Belgia, Belanda, Swiss, Italia, Kanada, Istael, Bostwana hingga Australia. Beberapa negara tersebut juga ditemukan BA.5.

Di Indonesia, sudah ada delapan kasus Covid-19 yang terdeteksi sebagai BA.4 dan BA.5. Tiga kasus datang dari orang luar negeri yang datang ke Indonesia. Sementara empat kasus terdeteksi di DKI Jakarta, serta satu lagi di Bali, namun orang tersebut datang dari Jakarta.

Dua varian baru itu yang dianggap bertanggung jawab atas naiknya positive rate di Indonesia, dari mulanya 0,5 hingga 0,8, jadi 1,36 persen. Angka itu masih terbilang aman, namun tetap wajib diwaspadai.

Baca Juga: Fakta-fakta Kasus Subvarian Omicron Terdeteksi di DKI Jakarta dan Bali Beserta Gejalanya

Total, gejala yang terdeteksi hingga akhir Mei mencapai 30 negara untuk BA.4 dan 32 negara untuk BA.5. 

Gejala Varian BA.4 dan BA.5

Mengutip laman AL, gejala yang tampak ketika orang terpapar varian BA.4 dan BA.5 masih sama seperti varian sebelumnya. Gejala paling umum adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat atau pilek. 

Selain itu, gejala lain yang umum dari varian ini adalah demam, sesak napas, nyeri otot, sakit kepala kehilangan rasa atau bau, mual atau muntah dan diare.

Mengutip NICD, gejala ini sama karena BA.4 dan BA.5 masih diklasifikasikan sebagai omicron. Ketika sebagian besar mutasi, terutama dalam lonjakan protein adalah sama, kemungkinan gejalanya akan sama.

Penyebab Varian BA.4 dan BA.5

Virus Covid-19 terus menyebar, bermutasi dengan berbagai varian, dengan yang terkenal disebut sebagai varian omicron. Varian bertambah dengan hadirnya BA.1 hingga yang teranyar ada BA.5 yang ditemukan di Afrika Selatan.

Evolusi itu layaknya orang ketika berkembang dan menambahkan kemampuannya, mengatasi kekebalan tubuh yang diberikan oleh virus. BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi pada gen lonjakan protein yang identik. 

Lonjakan protein itu penting bagi BA.4 dan BA.5 karena digunakan oleh virus tersebut untuk menginfeksi sel manusia, serta penentu seberapa mudah virus barian baru tersebut menular.

Kontributor : Lukman Hakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI