Terungkap Biang Kerok Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Lagi, Ini 3 Penyebabnya

Selasa, 14 Juni 2022 | 07:48 WIB
Terungkap Biang Kerok Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Lagi, Ini 3 Penyebabnya
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi. [YouTube/Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenaikan kasus Covid-19 terjadi di wilayah Indonesia sejak pertengahan bulan Mei 2022 lalu. Grafik menunjukkan adanya peningkatan bila dihitung kasus harian maupun mingguan. Apa penyebab kenaikan ini?

Covid-19 mencatatkan kenaikan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Peningkatan kasus virus corona ini membuat positive rate nasional yang mulanya 0,5 hingga 0,8 persen menjadi 1,36 persen.

Catatan itu sebenarnya masih cukup baik. WHO menyebut batas aman Covid-19 harus memiliki positive rate berada di bawah 5 persen. Namun, peningkatan ini menjadi kewaspadaan bagi pemerintah, juga masyarakat.

"Jadi kalau kasus kita sekitar 574 harian, kalau lihat Australia bisa 16 ribuan, India 8.500, Singapura 3.100, Thailand 2.400 dan Malaysia 1.700," ujar Menko Konferensi Pers PPKM di channel youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: KIB Buka Pintu Duet Semut Merah Gabung Koalisi, Ketum PPP: Kayak Lagu Bruno Mars, Leave The Door Open

"Kalau dilihat dari kasus reproduksi kasus aktif, Indonesia relatif stabil di angka 1," lanjutnya.

Ada sejumlah penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Berikut ini deretan penyebabnya.

1. Varian Baru BA.4 dan BA.5

Banyak pihak meyakini peningkatan ini tak lepas dari varian baru Covid-19 bernama omicron BA.4 dan BA.5. Dua varian itu disebut-sebut bisa mengelabuhi sistem kekebalan tubuh. Kemampuan itu disebut sebagai escape imunity.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada 8 kasus yang ditemukan di Indonesia, terkait BA.4 dan BA.5. Tiga kasus datang dari tamu luar negeri.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Terima Jamaah Haji dari Luar Negeri, Arab Saudi Longgarkan Aturan Protokol Kesehatan

"Sisanya kasus transmisi lokal. 4 jakarta 1 di bali, tapi satu (di Bali), yang bersangkutan tenaga media dari Jakarta," tutur Budi Gunadi.

2. Protokol Kesehatan Menurun

Kesadaran masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan cukup menurun. Setelah ada kebijakan lepas masker di ruang terbuka, kebiasaan itu terbawa saat beraktivitas di ruang tertutup.

Kesadaran prokes yang menurun paling sering terjadi saat liburan. Alhasil, persebaran Covid-19 meningkat. DKI Jakarta menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia.

"Kalau di dalam ruangan yang ada AC, sirkulasi tertutup, disarankan memakai masker. Tidak ada ruginya kita bersikap hati hati dan waspada. Malah itu bisa melindungi diri kita dan orang lain dan bisa menjaga kesinambungan dari pertumbuhan ekonomi," tutur Budi Gunadi.

3. Kesadaran Vaksin Booster

Persentase masyarakat yang mengikuti vaksin booster masih terbilang rendah. Makanya, pemerintah mendorong agar masyarakat kembali berpartisipasi dalam melakukan vaksin booster.

Jika vaksin booster sudah dilakukan dengan baik, tingkat kekebalan tubuh masyarakat Indonesia juga baik. Diprediksi, puncak dari dua varian baru ini akan terjadi pada pekan kedua atau pekan ketiga bulan Juli mendatang.

"Kalau masyarakat siap dengan (vaksin) booster yang baik, kemungkinan puncaknya (BA.4 dan BA.5) tidak tinggi," papar Budi Gunadi.

Kontributor : Lukman Hakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI