Rusia dan AS memang menguasai lebih dari 90 persen hulu ledak nuklir yang ada di dunia. Meski demikian, SIPRI turut mengatakan China bisa menjadi ancaman, lantaran tengah meningkatkan arsenalnya dengan 300 lebih rudal baru.
Adapun berdasarkan laporan SIPRI, jumlah hulu ledak nuklir global turun menjadi 12.702 pada Januari 2022, dari 13.080 pada Januari 2021.
Sekitar 3.732 hulu ledak diperkirakan telah dipasang pada rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000 lainnya , hampir semua milik Rusia atau AS, berada dalam kesiapan yang tinggi.
"Hubungan di antara kekuatan-kekuatan besar dunia makin memburuk ketika umat manusia dan planet ini menghadapi banyak tantangan bersama yang besar dan mendesak, yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," pungkas Stefan Lofven, ketua dewan pengurus SIPRI dan mantan perdana menteri Swedia. [ANTARA]