Haji Wada Artinya Apa? Ini Penjelasan Mengenai Haji Perpisahan

Minggu, 12 Juni 2022 | 18:18 WIB
Haji Wada Artinya Apa? Ini Penjelasan Mengenai Haji Perpisahan
Ilustrasi ibadah haj, mekkah, kakbah. - haji wada artinya (PIxabay/ODIEN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Haji Wada artinya haji perpisahan dikenal juga dengan sebutan Hujjat al-wada yang berarti pelaksanaan haji terakhir dan satu-satunya dari Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Nabi Muhammad bertemu dengan Jibril setiap Ramadhan dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. 

Pada bulan Ramadhan selama tahun ke-10 setelah Isra' Mi'raj, Jibril mengatakan bahwa mereka akan membaca Alquran dua kali. Nabi memahami ini sebagai pertanada bahwa hidupnya akan segera berakhir, dan memberi tahu putrinya Fatima tentang hal ini. 

Nabi akan melakukan itiqaf (mundur ke suatu tempat untuk berpuasa dengan tujuan tunggal menyembah Allah) selama sepuluh hari selama bulan Ramadhan, tetapi pada tahun terakhir ini, ia melakukan itiqaf selama dua puluh hari. Inilah yang menjadi asal usul pelaksanaan Haji Wada.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai ibadah haji 2022 khususnya Haji Wada , silahkan baca uraian berikut dikutip dari islamichistory.org

Baca Juga: Sempat Muncul Rekaman Pemuda India Akan Penggal Kepala Juru Bicara Partai BPJ, Satu Orang Diamankan Polisi

Persiapan

Nabi Muhammad SAW melaksanakan Haji Wada pada 23 Februari tahun 632 M dan menyeru kepada semua orang untuk bergabung dengannya agar megetahui tata cara ibadah haji wada' yang benar sesuai petunjuknya.

Ditemani oleh istri-istrinya dan putrinya Fatima, ia berangkat pada bulan Dhu al-Qi'dah 26, tahun 10 (23 Februari 632) dengan pengikutnya yang terdiri dari penduduk imigran Madinah, para Sahabat, dan suku-suku yang datang ke Madinah. Dia mengenakan ihram (pakaian yang terdiri dari kain putih, tanpa jahitan, yang dikenakan para peziarah) di Zulhulayfa.

Perjalanan

Karena penduduk kota Mekkah telah memeluk Islam dan Pertempuran Tabuk telah berakhir, sebagian besar Semenanjung Arab berada di bawah kepemimpinan Muhammad, sehingga penduduknya ikut berhaji bersama Nabi Muhammad. 

Baca Juga: Penampakan Bus Shalawat yang Siap Layani Jemaah Haji Indonesia di Kota Makkah

Nabi mencapai Mekah pada hari keempat bulan Dhu al-Hijjah dengan untanya yang dinamai Qasva (Qusva), ditemani oleh lebih banyak orang yang telah bergabung dengannya dalam perjalanan.

Setelah melakukan ziarah, ia tinggal di tenda yang didirikan untuknya di wilayah Abtah. Pada tanggal 4 Dhu al-Hijjah, hari Kamis, ia meninggalkan Mekah, pergi ke Mina, dan bermalam di sana. Pada tanggal 9 Dhu al-Hijjah, hari Jumat, ia berangkat ke Arafat setelah matahari terbit, menyusuri jalan Muzdalifa dan bermalam di sebuah tenda di Namira yang ia minta untuk didirikan.

Pada sore hari ia berpidato untuk terakhir kalinya, yang dikenal sebagai Khotbah Perpisahan, kepada lebih dari 120.000 sahabat di lembah Arafat.

Kemudian Nabi menyelesaikan ibadah haji bersama para imigran dan penduduk Madinah dan mengajarkan kepada umat Islam cara melakukan ibadah ini dan kemudian kembali ke Madinah.

Demikian informasi mengenai haji wada artinya dan asal usul mengenai pelaksanaan haji wada untuk umat Islam. 

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI