Suara.com - Kurang lebih sebulan lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat muslim bagi yang tidak menjalankan ibadah haji, yaitu mengerjakan puasa sunnah arafah. Bagaimana jadwal puasa arafah 2022?
Untuk itu, ketahui jadwal puasa arafah 2022 lengkap dengan niat, tata cara dan keutamaannya berikut. Adapun Nabi Muhammad SAW telah menyebutkan keistimewaan bulan Dzulhijjah bagi umat muslim. Diriwayatkan dalam hadits at Tirmidzi dari Abdurrahman bin Abi Bakrah yang artinya:
Abdurrahman bin Abi Bakrah menarasikan dari ayahnya, Rasulullah SAW mengatakan, "Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang saat hari Id. Keduanya adalah Ramadhan dan Dzulhijjah." (HR At-Tirmidzi)
Puasa arafah sendiri merupakan puasa yang dikerjakan tepat ketika jamaah haji tengah melaksanakan wukuf di padang Arafah. Puasa arafah ini dilakuka untuk memperingati kisah dari ketaatan Nabi Ibrahim AS saat beliau bermimpi menyembelih anak kandungnya, Ismal AS.
Baca Juga: Niat Puasa Arafah 2022 dan Jadwal yang Perlu Dicatat
Selain itu, puasa arafah ini bertujuan agar umat muslim yang berpuasa pada hari tersebut memikirkan kondisi jamaah haji yang tengah melakukan wukuf di padang Arafah sambil mengumandangkan kalimat-kalimat talbiyah, memohon ampunan, dan rahmat Allah.
Lantas, kapan jadwal puasa arafah 2022? Ketahui jadwal, niat, tata cara serta keutamaannya bagi umat muslim berikut.
Jadwal Puasa Arafah 2022
Berdasarkan kalender Islam bulan Qomariah, puasa arafah dikerjakan sehari sebelum perayaan Idul Adha tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah. Artinya puasa ini bertepatan dengan tanggal 8 Juli 2022 menurut kalender Masehi.
Niat Puasa Arafah
Baca Juga: Keutamaan Puasa Arafah dan Alasan Mengapa Sangat Dianjurkan oleh Ulama
Niat puasa arafah dapat dibaca malam hari sebelum tidur atau saat sahur. Berikut ini bacaan niat puasa arafah:
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa Arafah karena Allah ta'ala."
Pada umumnya pelaksanaan puasa arafah sama dengan puasa wajib atau puasa sunnah lainnya. Hanya saja perbedannya terletak pada niat dan waktu pelaksanannya. Berikut ini tata cara puasa arafah:
1. Membaca niat puasa arafah
2. Disunnahkan untuk menyantap makanan sahur
3. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti menahan diri dari makan dan minum, serta hawa nafsu sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari
4. Menyegerakan berbuka setelah adzan Magrib.
Berikut ini beberapa keutamaan bagi orang yang mengerjakan puasa arafah:
1. Menghapus Dosa 2 Tahun
Dengan mengerjakan puasa arafah, maka dapat menghapuakan dosa selama dua tahun. Adapun dosa yang dimakaud yaitu dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Hal ini sesuai dengan bunyi hadits yang artinya:
“Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
2. Sebagai Amal Ibadah pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Siapa yang mengerjakan puuasa arafah maka akan dihitung sebagai ibadah pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Sebagaimana diketahui bahwa amalan-amalan yang dikerjakan di 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang dicintai Allah SWT.
3. Dikerjakan Tepat pada Hari Arafah
Hari arafah menjadi salah satu hari yang paling mulia dalam agama Islam. Di mana pada saat hari arafah Allah akan banyak membebaskan umat manusia dari api neraka dan memberikan keberkahan-Nya. Hal ini sesuai hadits yang berbunyi:
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka melebihi hari arafah” (HR. Muslim).
4. Sunnah Rasulullah SAW
Semasa hidup Rasulullah Saw dikatakan tidak pernah meninggalkan amalan sunnah ini. Sehingga sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengikuti sunnah Nabi. Selain akan mendapat pahala, kelak di akhir juga akan mendapat syafaat.
Itulah tadi informasi seputar jadwal puasa arafah 2022 lengkap dengan niat, tata cara dan keutamaannya. Sebagai umat Islam yang beriman hendaknya kita menjalani sunnah Rasul jika tidak berhalangan.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari