Kuli Bangunan Naik Haji, Kisah Mohammad Djaelani Kumpulkan Uang ke Tanah Suci

Jum'at, 10 Juni 2022 | 14:35 WIB
Kuli Bangunan Naik Haji, Kisah Mohammad Djaelani Kumpulkan Uang ke Tanah Suci
Sosok nyata kuli bangunan naik haji. Dia adalah Mohammad Djaelani. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan hanya cerita fiksi Tukang Bubur Naik Haji, sekarang ada sosok nyata kuli bangunan naik haji. Dia adalah Mohammad Djaelani.

Mohammad Djaelani tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 7 embarkasi Surabaya.

Mohammad Djaelani mengumpulkan uangnya dan bisa berangkat menuju tanah suci pada dini hari tadi.

Djaelani merantau sejak tahun 1980 sebagai kuli bangunan.

Baca Juga: Bacaan Talbiyah Latin Lengkap dengan Keutamaan, Hukum dan Waktu, Jemaah Haji 2022 Wajib Tahu!

Meski tidak seperti pekerja kantoran yang mendapat penghasilan tetap setiap bulannya, Djaelani tetap menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.

“Saya ini orang miskin, tidak ada bayangan saat itu untuk bisa naik haji. Wong buat makan aja saya mesti susah payah jadi kuli bangunan,“ ucap pria yang berperawakan kecil ini dikutip dari TimesIndonesia.

“Tahun 2007, uang tabungannya saya terkumpul 5 juta rupiah. Uang itu saya gunakan beli sapi,“ kata Bapak yang memiliki tiga orang anak laki-laki ini.

Setelah dua tahun memelihara sapi yang dibelinya, Djaelani memutuskan untuk menjual sapi tersebut dan terjual dengan harga Rp8 juta.

Uang hasil penjualan sapi ini, tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tetapi membeli tanah seharga Rp10 juta dengan mencari pinjaman untuk menutupi sisa kekurangannya ke bank.

Baca Juga: 404 Calon Haji dari Bekasi Diberangkatkan ke Tanah Suci, Sekda Minta Doakan Bangsa Indonesia Tetap Damai

Tak berselang lama, keinginan Djaelani untuk pergi haji pun muncul dan kian membesar.

Djaelani bernadzar, bila ada yang mau membeli tanahnya, maka uangnya akan ia gunakan untuk daftar haji.

Nadzar dari Djaelani terwujud melalui tangan dermawan yang membeli tanahnya senilai Rp25 juta tanpa tawar menawar.

“Tanah saya, yang harganya 10 juta, tidak pake ditawar langsung dibeli seharga 25 juta. Alhamdulillah, uangnya pas buat daftar haji,“ tutur pria asal Saradan Madiun ini.

Setelah itu, keberuntungan pun berpihak padanya. Seorang nadzir desa menawarinya untuk membantu tugas modin desa dalam mengurus jenazah.

Ia lakoni tugas tersebut dengan tetap menjalani pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

“Jadi modin ngurus jenazah, ya kerja seikhlasnya, bayaran seikhlasnya dari Gusti Allah. Saya juga masih tetap kerja bangunan,“ jelasnya.

Djaelani pun tak menutup mata untuk biaya pelunasan hajinya. Ia pun kembali menabung untuk membeli sapi lagi.

“Alhamdulillah, saya bisa melunasi biaya haji saya dari jualan sapi lagi. Sekarang sapi saya sudah habis,“ terangnya.

Di akhir perbincangan, lelaki beruban penuh ini menuturkan hal yang paling utama dalam mendaftar ibadah haji adalah memiliki keinginan yang sangat kuat.

“Insya Allah kalau niat kita sudah bulat, Allah akan bukakan jalan dari pintu mana saja, bahkan yang tidak terduga sekalipun,“ tandas Mohammad Djaelani salah satu JCH Indonesia embarkasi Surabaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI