Keluarga Berharap Tokoh Betawi Ikut Dukung Perubahan Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin

Jum'at, 10 Juni 2022 | 12:26 WIB
Keluarga Berharap Tokoh Betawi Ikut Dukung Perubahan Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin
Jakarta International Stadium (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak keluarga berharap dukungan masyarakat atas usulan mengganti nama Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion MH Thamrin terus bertambah. Mereka juga mengharapkan dukungan serupa bisa diberikan dari para tokoh betawi yang sudah cukup dikenal warga.

Hal itu dikatakan oleh Cucu MH Thamrin, Astuti Ananta Toer atau yang akrab disapa Titi. Titi menilai dukungan dari tokoh seperti Budayawan Betawi Ridwan Saidi dan tokoh lainnya di Badan Musyawarah Betawi (Bamus) Betawi bisa memberikan dampak positif pada usulan ini.

"Semoga ada pihak-pihak, tokoh-tokoh Betawi yang cukup dikenal seperti tokoh-tokoh di Bamus Betawi misalnya, Ridwan Saidi atau tokoh-tokoh Betawi lainnya yang juga punya kecintaan terhadap MH Thamrin," ujar Titi saat dihubungi Suara.com, Jumat (10/6/2022).

Titi juga mengapresiasi cara menggalang dukungan mengganti nama JIS jadi stadion MH Thamrin lewat petisi online di situs change.org ini. Pasalnya, dalam waktu satu pekan, sudah lebih dari 5 ribu orang yang menandatanganinya.

Baca Juga: Ungkap Alasan Jasad Eril Utuh usai 14 Hari Tenggelam, Ridwan Kamil: Sungai Aare Sedingin Kulkas dan Minim Fauna

"Lebih bersyukur lagi karena MH Thamrin masih diingat, malah jasanya kembali diangkat dalam bidang yang jarang diketahui, yaitu sepakbola Jakarta dan Indonesia," jelasnya.

Kendati demikian, Titi menyerahkan sepenuhnya keputusan mengganti nama JIS atau tidak kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Kami mendukung. Kami berdoa. Tetapi, semua berpulang keputusannya kepada publik dan Pemerintah DKI Jakarta," ujarnya.

Sejauh ini, Pemprov DKI memang belum menjalin komunikasi dengan pihak keluarga untuk mengganti nama JIS menjadi Stadion MH Thamrin. Namun, keluarga sudah pernah diundang untuk menemui Gubernur Anies Baswedan dalam Festival 125 tahun MH Thamrin pada tahun 2019 lalu.

"Ada juga seminar di Balaikota dengan tema 'Dari Lapangan VIJ Menuju Stadion MH Thamrin'. Pak Gubernur Anies Baswedan datang membuka. Malah ikut pertandingan persahabatan yang diselenggarakan panitia," ucapnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Alasan Ilmiah Jasad Eril Tetap Utuh Meski 14 Hari Hilang di Sungai Aare

"Kami sanak family Thamrin yang datang disapa disalami dan berfoto bersama," tambahnya memungkasi.

Petisi Ubah Nama Stadion

Sebelumnya, Sejarawan JJ Rizal meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti nama Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion MH Thamrin. Untuk mewujudkan hal ini, ia bahkan mengumpulkan dukungan masyarakat lewat petisi daring atau online.

Petisi online ini disampaikan lewat situs change.org dengan judul Lebih Cocok Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin! Petisi ini langsung ditujukan kepada Anies dan sampai Kamis (2/6) pagi, telah ditandatangani 574 orang.

Saat dikonfirmasi, Rizal menyebut ada dua alasan yang mendorongnya menginsiasi petisi online ini. Pertama adalah karena berdasarkan Undang-udang nomor 24 tahun 2009, seharusnya penamaan bangunan milik pemerintah tidak menggunakan bahasa asing.

"Kedua, bangunan monumental seharusnya diberikan nama tokoh yang monumental juga jasanya dalam sejarah kita, terutama sejarah sepak bola," ujar Rizal saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (2/5/2022).

Dengan adanya nama tokoh yang tepat, maka akan menjadi sumber inspirasi dan teladan serta menggugah semangat masyarakat, khususnya dalam bidang sepak bola.

"Serta membuat bangunan monumental tersebut memiliki jiwa juga karakter, tidak cuma besi beton raksasa belaka," ucapnya.

Menurutnya, MH Thamrin adalah tokoh yang paling cocok menjadi nama stadion terbesar se-Asia Tenggara itu karena selain pahlawan nasional, MH Thamrin merupakan putra asli Betawi dan pahlawan sepak bola Jakarta.

"Ia tokoh pergerakan nasional pembela orang kecil di kampung-kampung yang bukan hanya seorang gibol (gila bola) dan doyan mengolah si kulit bundar, tetapi juga punya visi tentang sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor nasionalisme kebangsaan," ucapnya.

Bahkan, kata Rizal, MH Thamrin terlibat dalam kelahiran dan pembentukan Voetbalbond Indonesia Jakarta (VIJ) yang menjadi cikal bakal Persija. Ia menjadi penasihat dan menanamkan visi nasionalisme kebangsaan dalam VIJ yang memdorong mereka jadi inisiator pembentukan PSSI.

"Thamrin berhasil menyatukan sepakbola dengan gerakan kebangsaan, bukti paling ketara VIJ lahir sebulan pasca Kongres Pemuda 28 Oktober 1928," kata Rizal.

Ia menyebutkan banyak pertimbangan lain yang membuat nama MH Thamrin harus menjadi pengganti JIS. Mulai dari menyuarakan soal diskriminasi dalam sepak bola di masa lalu hingga mengubah sepak bola jadi penghubung rakyat dengan tokoh pergerakan.

Bahkan, visinya juga menorehkan prestasi karena mampu membuat dunia melihat potensi sepak bola Indonesia saat itu. Tim sepak bola Surabaya di era penjajahan yang diisi oleh pemain terbaik Belanda berhasil ditaklukan VIJ.

"Banyak kisah yang menjadi penanda amal sejarah Thamrin dalam sepakbola Jakarta dan Indonesia serta jadi legacy atau warisan yang khas," tuturnya.

"Tidakkah semua itu cukup jadi pertimbangan stadion baru di Jakarta? Seharusnya menyematkan namanya Thamrin. Berilah nama Stadion MH Thamrin."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI