3 Poin Alasan Ganjar Pranowo dan Luhut Tunda Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

Jum'at, 10 Juni 2022 | 07:19 WIB
3 Poin Alasan Ganjar Pranowo dan Luhut Tunda Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur
Wisatawan menikmati pemandangan di pelataran Candi Borobudur. Nantinya, hanya pemilik tiket khusus yang boleh berwisata hingga puncak candi. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menteri Marves, Luhut Binsar Pandjaitan sepakat menunda kenaikan tiket naik ke Candi Borobudur lantaran ada beberapa hal yang perlu disiapkan.

Publik bisa bernapas lega karena rencana menaikkan harga tiket batal dilakukan dalam waktu dekat. Rencana yang dimaksud merupakan penetapan tiket Rp750 ribu untuk bisa naik ke bangunan Candi Borobudur.

Ketika disampaikan Luhut Pandjaitan, rencana itu mendapat penolakan keras dari masyarakat. Tiket seharga Rp750 ribu untuk wisatawan domestik dirasa sangat memberatkan.

Pembahasan pun kemudian terjadi antara Pemprov Jawa Tengah dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Luhut Binsar Pandjaitan. Beberapa poin menjadi pertimbangan untuk menunda kenaikan harga tiket.

Baca Juga: Kumpulkan Pengusaha Minyak Goreng di Bali, Luhut: Saya Tidak Mau Diatur

1. Menimbulkan polemik

Rencana menaikkan harga tiket menjadi Rp750 ribu mendapat protes keras dari masyarakat. Bahkan, pembahasan tentang Candi Borobudur sempat masuk dalam trending topic di media sosial twitter.

Kenaikan tiket ini malah diserempetkan dengan berbagai kebijakan pemerintah. Maka, solusi saat ini adalah menunda kenaikan harga tiket.

"Kami postpone dulu. Tadi Pak Menteri (Luhut Binsar Pandjaitan) sudah menyampaikan; Pak Gub itu kita postpone dulu, biar tidak terjadi cerita yang ke mana-mana," kata Ganjar Pranowo seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/6/22).

2. Maksimalkan Sosialisasi

Baca Juga: Ngaku Pusing Urus Kerjaan, Menko Luhut: Mikirin Diri Saya Saja Sudah Susah!

Menaikkan harga tiket jadi Rp750 ribu merupakan alternatif untuk membatasi pengunjung yang naik ke bangunan Candi Borobudur. Pembatasan harus dilakukan untuk melindungi struktur dari bangunan bersejarah ini.

Dari laporan Pokja Pemeliharaan Candi Balai Konservasi Borobudur, tingkat keausan batu anak tangga sejak pertama dipugar rata-rata mencapai 0,04 sentimeter. Di beberapa titik, keausan malah mencapai 3-5 sentimeter.

Namun, masyarakat tampak belum paham tentang kebijakan ini. Banyak yang mengira bahwa tiket Rp750 ribu merupakan tiket masuk ke kawasan Borobudur. Padahal, masuk ke kawasan dan naik ke bangunan candi merupakan hal berbeda.

"Masuk ke kawasan dan naik ke candi. Dua hal ini perlu disampaikan ke publik agar bisa tahu kenapa ada pembatasan orang naik ke candi," kata Ganjar Pranowo.

3. Cari Solusi Jaga Candi

Menaikkan harga tiket menjadi Rp750 ribu pasti membuat jumlah pengunjung yan naik ke candi akan berkurang. Namun, Ganjar Pranowo mencoba untuk mencari skema lain tentang bagaimana cara menjaga candi agar tak rusak.

Selain opsi menaikkan harga tiket, ada pula upaya untuk menetapkan kuota pengunjung yang boleh naik ke area stupa Candi Borobudur. Jadi, ketika pengunjung yang naik ke stupa sudah 1.200 orang, maka kuota harian akan ditutup.

Cara ini juga banyak dibahas di media sosial oleh warganet. Dengan begitu, jika ada pengunjung yang ingin naik, maka harus datang lebih awal. Hal ini dirasa lebih adil ketimbang menaikkan harga tiket menjadi Rp750 ribu.

Kontributor : Lukman Hakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI