Suara.com - Acara deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden yang digelar kelompok Majelis Sang Presiden sempat diwarnai ketegangan. Musababnya, ada empat bendera yang diduga sebagai atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bersanding dengan bendera Merah Putih.
Eks Juru Bicara HTI Ismail Yusanto menegaskan, jika HTI tidak mempunyai bendera. Menurut dia, bendera yang berada di acara tersebut merupakan bertuliskan kalimat tauhid.
"Itu bendera tauhid. Bukan bendera HTI. HTI tidak punya bendera," kata Ismail kepada Suara.com, Kamis (9/6/2022).
Dalam konteks politik, lanjut Ismail, bendera itu memang sudah ditempatkan sebagai sesuatu yang radikal.
Pada konteks deklarasi kemarin, Ismail menduga ada sosok dalang yang ingin mengaitkan isu radikal.
"Tapi dalam konteks politik memang bendera itu telah ditempatkan sebagai sebuah simbol so call radikal. Nah, di titik inilah dalang memiliki mau, bahwa figur tertentu seolah didukung oleh so call kelompok radikal," jelasnya.
Tidak hanya itu, insiden ketegangan terkait bendera memang sudah dinarasikan sebagai hal negatif. Menurut Ismail hal itu sangat berbahaya bagi masa depan negeri ini.
"Lalu diframing negatif, seolah figur seperti ini berbahaya bagi masa depan negeri ini. Ini konyol," tegas Ismail.
Ismail juga menduga acara deklarasi yang menyatakan dukungan kepada Anies tersebut sebagai agenda settingan.
Ia mengemukakan ada indikasi dalam acara tersebut sebagai upaya black campain terhadap pihak tertentu. Namun, dia tidak menyebut sosok di balik acara deklarasi tersebut.
"Tampaknya seperti itu (dugaan agenda seting dan black campain)," kata Ismail.
Tidak hanya eks HTI, dalam acara yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan kemarin, ada peserta yang mengaku sebagai eks FPI dan eks narapidana terorisme.
"Saya tidak tahu sama sekali acara itu. Tidak ada pembicaraan sama sekali soal acara seperti itu. Kami juga tidak kenal yang ngaku-ngaku sebagai eks HTI," tegas Ismail.
Deklarasi Anies Capres 2024
Dalam acara tersebut, ratusan peserta yang hadir berbaris memadati panggung acara. Setelahnya, seorang deklarator membacakan dukungan terhadap Anies Baswedan pada kesempatan tersebut.
"Deklarasi Sang Presiden untuk Anies Baswedan Presiden RI periode 2024-2029. Kami rakyat Indonesia khususnya umat islam dengan ini menyatakan dan mendeklarasikannya," ucap sang deklarator.
Ada dua poin yang juga dibacakan. Pertama, mendukung Anies sebagai Presiden RI periode 2024-2029 dan poin kedua mengajak seluruh umat islam memperjuangankan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Satu, mendukung anies baswedan sebagai presiden republik indonesia periode 2024-2029. Dua,mengajak dan mengimbau rakyat indonesia khususnya umat islam untuk mewujudkan serta memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024-2029."
Setelah deklarasi tersebut dibacakan, sang deklarator memekikkan kalimat takbir sebanyak tiga kali. Seluruh peserta pun berteriak takbir usai deklarator berbicara.
Sempat Tegang
Ada sedikit ketegangan ketika acara hendak dimulai lantaran ada empat bendera yang diduga sebagai atribut HTI di atas panggung acara. Hal itu bermula saat acara memasuki sesi menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah ratusan massa selesai menyanyikan lagu kebangsaan, memasuki sesi doa bersama.
Hanya saja, dua orang panitia langsung meminta agar acara dihentikan sementara. Sebab, ada empat bendera yang diduga sebagai atribut HTI berada di atas panggung.
Satu orang panitia acara tersebut khawatir jika bendera itu berada di atas panggung akan menjatuhkan citra Anies Baswedan. Dia juga meminta agar atribut tersebut untuk segera diturunkan.
"Turunin itu bendera. Antum sayang Pak Anies nggak? Kalau sayang turunin itu bendera," kata salah satu panitia kepada seseorang -- yang entah merupakan panitia atau peserta.
Ketegangan mereda setelah empat bendera yang diduga sebagai atribut HTI itu diturunkan. Sehingga, di atas panggung hanya tersisa bendera Merah Putih.