Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merinci alasan penetapan harga tiket naik stupa Borobudur sebesar Rp750. Menurutnya itu sudah lewat studi mendalam bernama UNESCO.
Borobudur telah mengalami pengurangan ketinggian dan kerusakan sehingga jumlah pengunjung akan dibatasi sebanyak tidak lebih dari 1200 orang per hari sebagaimana disarankan UNESCO.
Dengan pembukaan jalan tol yang akan melintasi wilayah Borobudur ke depan, Luhut memperkirakan sekitar 26 juta pengguna jalan akan melewati dan berpotensi mengunjungi Borobudur.
"Jadi mengenai Borobudur, kita bikin studi komprehensif dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di situ, dan angka itu keluar. Tapi karena ribut semua, kita tunda itu," kata Luhut dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: 4 Fakta Suriname, Negara Terkecil di Amerika Selatan
"Jadi dengan kita buka jalan tol sekarang, itu satu tahun akan masuk 26 juta orang, berapa juta bisa masuk ke Borobudur," lanjut dia.
Di sisi lain homestay di wilayah sekitar Borobudur sudah kembali dipenuhi oleh wisatawan dengan pembukaan kembali pariwisata setelah penyebaran COVID-19 berkurang.
Sehingga penetapan tiket masuk Borobudur sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan tersebut, sekaligus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan revitalisasi cagar budaya tersebut.
Adapun Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi juga memiliki fungsi untuk mengkoordinasikan sektor pariwisata.
Sehingga Menko Luhut terlibat dalam penetapan harga tiket masuk candi Borobudur.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Luhut Khawatir: Tidak Bisa Terus Begini
Selain terkait tata letak, pemerintah juga akan mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di daerah Borobudur.
"Di Borobudur itu, saya pergi 35 meter sudah ada sampah di Borobudur. Dan itu sudah memberikan bau kepada Borobudur," katanya. (Antara)