Suara.com - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengaku yakin aksi walk out yang mungkin dilakukan sejumlah pemimpin negara saat Presiden Vladimir Putin berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tidak akan mengganggu jalannya pertemuan.
Hal itu dikemukakan Vorobieva saat menjawab pertanyaan dalam jumpa pers di Jakarta, hari ini.
Dia mengatakan Rusia tidak mempermasalahkan kemungkinan walk out itu, tetapi dia menegaskan apa tujuan sebenarnya dari aksi tersebut.
"Apakah aksi walk out itu untuk mengganggu diskusi? Apakah hal itu akan membawa kebaikan? Saya pikir aksi itu tidak akan mengganggu diskusi,” ujar dia.
Baca Juga: Dubes Rusia Bantah Perang Lawan Ukraina Memperparah Krisis Pangan Global
Aksi semacam itu justru tidak menghormati mereka yang hadir di forum internasional tersebut, katanya.
Ia mencontohkan aksi walk out yang pernah terjadi dalam pertemuan menteri keuangan G20 di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Aksi itu, kata dia, tidak mengganggu jalannya pertemuan seperti yang sudah disampaikan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani.
“Aksi itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah apa pun,” kata Vorobieva.
Terkait rencana Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang akan menghadiri KTT G20, dia mengatakan kehadiran para pemimpin negara G20 merupakan hak mereka.
Baca Juga: Banyak Negara Tolak ke KTT G20 jika Ada Putin, Dubes Rusia: Tidak Menghormati Indonesia
Setiap pemimpin negara G20 mempunyai hak untuk hadir dalam forum, kata dia.
Rencana kehadiran Albanese menunjukkan perubahan posisi Australia. Perdana menteri sebelumnya, Scott Morrison, berencana tidak hadir jika Putin turut diundang dalam KTT G20 itu, yang akan berlangsung pada November di Bali. [Antara]