Suara.com - Stasiun Kereta Api Gambir tiba-tiba dikabarkan akan dipensiunkan. Ternyata kabar ini tidak benar, yang sebenarnya terjadi adalah hanya alih fungsi saja. Kabar itu membuat orang penasaran dengan asal usul Stasiun Gambir.
Stasiun Kereta Api Gambir tidak akan melayani KAJJ dan diprioritaskan untuk melayani KRL. Artikel iini tidak akan fokus membahas alih fungsi tersebut melainkan akan fokus kepada asal usul stasiun Gambir. Yuk, nostalgia sedikit terkait dengan sejarah stasiun Gambir.
Asal Usul Stasiun Gambir
Stasiun Gambir adalah sebuah stasiun kereta api besar di Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia. Stasiun ini terletak di sisi timur Lapangan Merdeka. Dibangun pada era Hindia Timur Belanda dan direnovasi pada 1990-an.
Saat ini Stasiun Gambir berfungsi sebagai terminus bagi sebagian besar kereta antarkota yang beroperasi di pulau Jawa. Salah satu commuter line utama Jakarta, KRL Commuterline Bogor Line (ke Bogor) melewati stasiun ini, tetapi tidak berhenti di sini.
Baca Juga: 3 Fakta Menarik Stasiun Gambir: Berasal dari Tanah Rawa dan Ada Fasilitas Hotel Transit
Pernah ada rencana untuk mengaktifkan kembali stasiun sebagai pemberhentian untuk komuter, karena tingginya volume penumpang yang naik dan keluar dari stasiun Gondangdia dan Juanda.
Awalnya, hanya kereta kelas eksekutif dan bisnis yang menggunakan Stasiun Gambir, sedangkan semua kereta kelas ekonomi dan beberapa kereta kelas eksekutif dan bisnis menggunakan stasiun kereta Api Pasar Senen sebagai gantinya.
Pada tanggal 16 September 1871, Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda membuka layanan kereta api pertamanya di Batavia. Pada pembukaannya, jalur ini membentang dari dekat pelabuhan Sunda Kelapa lama dan selatan hingga yang sekarang menjadi kawasan Gambir.
Untuk Gambir, sebuah perhentian kereta api kecil (halte Koningsplein) terletak di perbatasan tenggara Koningsplein. Perhentian ini adalah perhentian paling selatan Batavia sampai tahun 1873, ketika jalur ini diperpanjang ke Meester Cornelis dan Buitenzorg.
Pada tahun 1884 sebuah stasiun yang lebih besar dibuka untuk menggantikan halte Koningsplein yang lebih kecil. Stasiun baru ini dibangun di tempat yang sekarang menjadi lokasi Stasiun Gambir.
Stasiun ini, bernama Station Weltevreden, dirancang dengan gaya neoklasik yang populer pada abad ke-19. Stasiun ini diperpanjang secara signifikan pada tahun 1971.
Baca Juga: Mengenal Stasiun Manggarai: Stasiun Paling Sibuk di Indonesia Sejak 1918-an!
Pada tahun 1928 stasiun ini direnovasi dengan gaya Art Deco. Pada tahun 1937 nama stasiun Weltevreden diubah menjadi Stasiun Batavia Koningsplein dan setelah kemerdekaan Indonesia namanya diubah menjadi Stasiun Gambir Jakarta.
Pada tahun 1992, stasiun ini direnovasi menjadi gaya arsitektur joglo saat ini dengan fasad keramik hijau limau.
Berikut jenis transportasi yang beroperasi melalui Stasiun Gambir.
Gambir 1 melayani rute:
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2 Menuju Harmoni
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2A Menuju Rawa Buaya
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2C menuju JI Expo*
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2D menuju Kalideres
- Koridor 6H menuju Senen**
- Koridor 7F menuju Harmoni
Gambir 2 melayani rute:
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2 menuju Pulogadung
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2A menuju Pulogadung
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2C menuju JI Expo*
- Koridor 2 Transjakarta Koridor 2D Menuju ASMI
- Koridor 7F menuju Kampung Rambutan
- (*) Koridor 2C hanya dioperasikan selama acara diadakan di JI Expo.
- (**) Koridor 6H menuju Senen tidak dilayani oleh Minitrans, karena tidak memiliki pintu BRT lantai tinggi kiri.
Rute pengumpan di dekat stasiun:
- Koridor 1P (Senen - Bundaran Senayan) kedua arah
- Koridor 1R (Senen - Tanah Abang) menuju Tanah Abang
- Koridor 2P (Gondangdia - Senen) menuju Senen
- Koridor 2Q (Gondangdia - Balaikota)
- Koridor 5M (Kampung Melayu - Tanah Abang via Cikini) menuju Tanah Abang
- Koridor 6H (Senen - Lebak Bulus) kedua arah
Bus Reguler
- AJA. P P106 (Senen - Cimone)
- DSU P157 (Senen - Poris Plawad)
- Mayasari Bakti P14 (Tanah Abang - Tanjung Priok)
- MetroMini P15 (Senen - Setiabudi)
- Kopaja P20 (Senen - Lebak Bulus)
-Kopaja T502 (Tanah Abang - Kampung Melayu)
Demikian informasi asal usul Stasiun Gambir.
Kontributor : Mutaya Saroh