Suara.com - Sekretaris Pemuda Pejuang Bravo Lima, Ahmad Zazali merespons pernyataan Ketua Bidang Kepemudaan Dewan Pimpinan Pusat Pejuang Bravo Lima (DPP PBL) Kevin Haikal terkait kasus yang melibatkan Ketua Umum Pejuang Pemuda Bravo Lima, Ali Fanser Marasabessy dan putranya, Faisal Masarabessy. Kala itu, Kevin menyebut kalau ia tidak bakal mentolerir tidakan kekerasan yang diduga dilakukan Ali dan Faisal.
Ahmad menilai pernyataan Kevin tersebut malah semakin memperkeruh situasi.
"Memperkeruh (dan), tendensius," kata dia saat dihubungi Suara.com, Rabu (8/6/2022).
Ahmad mengatakan bahwa sebelum mengeluarkan pernyataan ke publik, sebaiknya Kevin melakukan klarifikasi ke Ali Fanser Marasabessy.
Baca Juga: Kasus Pemukulan Anak DPR, Pejuang Bravo Lima Ungkap Jabatan Ali Fanser: Hanya Ketua Sayap
"Harusnya diklarifikasi dulu AFM (Harus diklarifikasi dulu AFM sebelum ybs buat statement) sebelum yang bersangkutan buat statement," kata Ahmad Zazali.
Terlebih, Ahmad menyebut kalau sebelum mengeluarkan pernyataan ke publik, Kevin Haikal tidak melakukan koordinasi dengan pengurus Pejuang Bravo Lima, termasuk dirinya.
"Ya belum (koordinasi)," kata Ahmad Zazali.
Pernyataan Kevin Haikal
Kevin Haikal sempat menyampaikan kalau dirinya tidak akan mengintervensi proses hukum yang tengah menimpa Faisal Masarabessy, anak Ketua Umum Pemuda Bravo Lima, Ali Fanser Marasabessy.
Kevin menegaskan, kasus penganiayaan yang dilakukan Faisal terhadap Jusin Frederick, putra politisi PDIP Indah Kurnia, tidak ada kaitannya dengan organisasi Bravo 5. Ia menegaskan, pihaknya tidak mentolerir setiap bentuk kekerasan.
"Kami sangat tegas dalam menyikapi pelanggaran hukum, termasuk kekerasan dan main hakim sendiri. Karenanya DPP PBL tidak mentolerir aksi kekerasan dalam bentuk apapun," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (6/6/2022).
Kevin juga menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan pendampingan hukum, dan mendukung setiap proses hukum yang diambil oleh pihak kepolisian.
"Siapapun pelaku pelanggaran harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," ungkapnya.
Kevin mengatakan, perkara ini murni tindakan secara personal, tidak ada kaitannya dengan organisasi Bravo 5. Sehingga konsekuensi yang disebabkan atas insiden itu harus ditanggung sendiri oleh yang bersangkutan.
Yang bersangkutan harus bertanggungjawab, keberadaan saudara AFM dan FM dalam kejadian ini personal dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan DPP PBL. Maka yang bersangkutan harus bertanggung jawab secara personal," pungkasnya.
Pemuda Bravo 5 merupakan organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan Pejuang Bravo Lima (PBL) yang diketuai mantan Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. Tim Bravo 5 sudah eksis sejak Pilpres 2019 lalu untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.