Kosongnya Kursi Petahana, CSIS Prediksi Membuat Pilpres 2024 Bakal Lebih Sengit

Rabu, 08 Juni 2022 | 12:34 WIB
Kosongnya Kursi Petahana, CSIS Prediksi Membuat Pilpres 2024 Bakal Lebih Sengit
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes dalam acara CSIS Media Briefing: Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden yang ditayangkan melalui YouTube CSIS, Rabu (8/6/2022). (Tangkap Layar YouTube CSIS).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung secara kompetitif. Ia membawa tiga alasan mengapa persaingan dalam Pilpres 2024 bisa berjalan secara ketat.

Alasan pertama, Arya melihat jarak elektabilitas para tokoh-tokoh populer melalui hasil survei begitu dekat. Terlebih tingkatan elektabilitas pada tiga tokoh yang dijagokan dalam Pilpres 2024 tidak berbeda jauh satu sama lain.

"Sehingga dengan kompetisi yang ketat itu, pemilu presiden berpotensi akan berjalan dalam dua putaran," kata Arya dalam CSIS Media Briefing: Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden yang ditayangkan melalui YouTube CSIS, Rabu (8/6/2022).

Alasan kedua, Arya melihat partai politik saat ini masih begitu cair. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah pertemuan dari satu partai politik dengan partai politik lainnya.

Baca Juga: Massa Deklarasi Dukung Anies Ngaku FPI Dibayar Rp150 Ribu, Refly Harun: Ini Jelas Fitnah!

"Jadi koalisi yang cair juga akan mempengaruhi level kompetisi pilpres mendatang," ujarnya.

Sementara, untuk alasan ketiga, Arya melihat kosongnya kursi petahana membuat Pilpres 2024 akan berjalan kompetitif. Kosongnya kursi petahana itu disebabkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak bisa kembali maju dalam perhelatan pemilihan presiden.

Hal tersebut sudah sesuai dengan konstitusi di mana Jokowi sudah memenuhi waktu maksimal untuk menjabat sebagai presiden yakni dua periode.

"Jadi itu alasan kenapa pilpres kita mendatang diprediksi akan ketat dan kompetitif."

Baca Juga: Kritisi Keberadaan Koalisi Indonesia Bersatu, Fahri Hamzah: Tak Paham Sistem, Cuma Kayak Orang Ngumpul di Pos Ronda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI