Fahri Hamzah Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Seperti Orang Kumpul Di Pos Ronda, Ace Golkar: Urus Saja Partaimu!

Rabu, 08 Juni 2022 | 11:48 WIB
Fahri Hamzah Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Seperti Orang Kumpul Di Pos Ronda, Ace Golkar: Urus Saja Partaimu!
TB Ace Hasan Syadzily. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily meminta Fahri Hamzah untuk fokus saja mengurus partai barunya yakni Partai Gelora untuk bisa berjuang di Pemilu 2024, ketimbang mengomentari soal keberadaan Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN, PPP.

"Urus saja partai barunya. Baru bicara partai lain," kata Ace saat dihubungi, Rabu (8/6/2022).

Ace menegaskan, tak sepantasnya Fahri mengomentari urusan partai politik lain. Apalagi, Ace sesumbar partai-partai yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu tersebut sudah matang.

"Jangan suka mengomentari partai yang jelas sudah teruji dan KIB sudah mencukupi tiket dalam Pilpres 2024," katanya.

Baca Juga: Sebut Elite KIB Kayak Kumpulan Orang di Pos Ronda, PPP Balas Kritikan Fahri Hamzah: Dia Ngomong Lagi Ngigau atau Mimpi?

Ace kemudian menyarankan Fahri agar lebih mempersiapkan diri untuk mengahadapi Pemilu 2024. Terlebih partai baru yang dinaunginya kekinian yakni Partai Gelora.

"Lebih baik siapkan dirinya supaya lolos dalam kontestasi pemilu 2024," imbuhnya.

Kritik KIB

Sebelumnya, Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritisi adanya pembentukan koalisi untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres). Ia menilai adanya koalisi untuk Pilpres merupakan hal yang keliru lantaran hanya untuk persengkongkolan.

Hal itu disampaikan Fahri menanggapi adanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PAN dan PPP untuk menghadapi Pilpres 2024.

Baca Juga: Ditanya Siapa Figur Capres dari Partai Gelora, Fahri Hamzah: Saya Pantas Lah Jadi Presiden, Cuma Nggak Punya Uang

Fahri menjelaskan, dalam negara yang menganut sistem presidensialisme tidak ada koalisi. Menurutnya, koalisi hanya ada di negara yang menganut sistem parlementer.

"Dalam sistem presidensial tidak ada koalisi, sebab dalam sistem presidensial itu, rakyat itu memilih presiden berkoalisi dengan rakyat, DPR dipilih oleh rakyat sebagai pengawas dan oposisi terhadap eksekutif, dan tidak ada koalisi. Sebenarnya tidak boleh berkoalisi di dalam sistem presidensial, sebab itu artinya persekongkolan," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Untuk itu, menurutnya, elite-elite partai politik kekinian tidak memahami terkait hal tersebut. Ia mencontohkan dengan adanya Koalisi Indonesia Bersatu saat ini juga sedang kacau.

"Jadi misalnya KIB itu, yang satu ngumpul gak boleh ngomong dulu soal orang, dia bilang oh kita gak bicara soal orang-orang, sebaiknya kita bicara platform tapi ada partai yang sudah menetapkan calon, oh menurut kongres kami ketua umum kami harus jadi presiden, lah kacau," ungkapnya.

Lebih lanjut, Fahri menilai KIB kekinian kacau lantaran para elite-elite partainya tak memahami sistem yang dianut negara. Alhasil, menurut Fahri koalisi yang ada kekinian hanya seperti kumpulan elite parpol berkumpul di pos ronda.

"Kenapa kacau? karena memang gak ada sistemnya, itu yang saya bilang kadang elite itu ngumpul-ngumpul gak pake akal, gak pake konsep, cuma kaya orang ngumpul-ngumpul di pos ronda, kan gak boleh begitu," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI