Suara.com - Ketika mendengar adzan berkumandang, umat Islam dianjurkan untuk berdoa, sebagaimana riwayat Bukhari yang disarikan dari situs NU Online berikut ini. Mari kita simak doa saat adzan, sholawat dan salam nabi.
Sesungguhnya bukan doa saat adzan yang kita ucapkan, melainkan berdoa setelah adzan selesai diserukan. Berikut doanya:
Allhumma rabba hdzihid dakwatit tmmah, was shaltil q’imah, ti sayyidan muhammadanil waslata wal fadhlah, wab‘atshu maqmam mahmdanil ladz wa‘attah, innaka l tukhliful m’d. Rabbighfir l, wa li wlidayya, warham hum kam rabbayn shaghr.
Artinya, "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna dan shalat yang berdiri, berikanlah wasilah (tempat di surga) dan keutamaan kepada Nabi Muhammad saw. Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji (hak syafa’at) yang Kaujanjikan. Sungguh, Engkau tidak akan menyalahi janji.
Baca Juga: Niat Puasa Tarwiyah 2022 dan Hukumnya dalam Islam
Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
Doa ini diriwayatkan oleh sahabat Jabir dalam sahih Bukhari.
“Dari Jabi bin Abdullah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan ‘Allhumma rabba hdzihid dakwatit tmmah, was shaltil q’imah, ti muhammadanil waslata wal fadhlah, wab‘atshu maqmam mahmdanil ladz wa‘attah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat.’ (HR Bukhari),” (An-Nawawi, Al-Adzkar, [Kairo, Darul Hadits: 2003 M/1424 H], hal. 44).
Masih dari sumber yang sama, ada banyak redaksi doa saat adzan dan bacaan yang diajarkan Rasulullah SAW untuk umat Islam ketika mendengar adzan.
Dalam Kitâb al-Du’â, Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy (w. 360 H) mengumpulkan banyak doa atau bacaan Nabi Muhammad SAW ketika mendengar adzan, lebih dari tiga puluh riwayat.
Baca Juga: Niat Puasa Arafah 2022 dan Jadwal yang Perlu Dicatat
Namun di sini hanya akan dicantumkan beberapa riwayat saja. Berikut beberapa doa dan bacaan yang dikumpulkan oleh Imam al-Thabraniy.
1. “Barangsiapa yang berucap ketika mendengar adzan: ‘Asyhadu allâ ilaha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, radlîtu billâhi rabba wa bil-islâmi dîna wa bi-muhammadin nabiyya’ (Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi), maka diampuni (dosanya).” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, h. 160)
2. “Barangsiapa yang yang berucap ketika mendengar panggilan (adzan): “Allahumma rabbi hadzihid da’watit tammah washshalâtil qâ’imah âti muhammadan al-wasîlata wal fadlîlata wab’atshul maqâmal mahmûdal ladzî wa’adtah” (Ya Allah, Tuhan [pemilik] panggilan sempurna dan [pemilik] shalat yang didirikan ini, anugerahilah Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan fadhilah (keutamaan), bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji [sebagaimana] yang telah Engkau janjikan), maka ia (orang yang membacanya) akan mendapatkan syafaat di hari kiamat.” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 161)
3. “Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah mengajariku agar aku menucapkan (doa ini) ketika adzan maghrib: “Allahumma hadzâ iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âtika faghfir lî” (Ya Allah, ini adalah [saat di mana] malam-Mu datang, siang-Mu berlalu, dan lantunan doa kepada-Mu [dipanjatkan], maka ampunilah aku).” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 162).
Itulah penjelasan tentang doa saat adzan menurut situs NU Online. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi uma muslim lainnya.
Kontributor : Rima Suliastini