Penjelasan Kemungkinan Idul Adha Berbeda Hari Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN

Selasa, 07 Juni 2022 | 17:27 WIB
Penjelasan Kemungkinan Idul Adha Berbeda Hari Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN
Ilustrasi pemantauan hilal. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemungkinan Idul Adha 2022 berbeda hari. Hal ini bisa dijelskan dengan dasar ilmu pengetahuan.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan antara Pemerintah dengan Muhammadiyah menggunakan metode yang berbeda.

Ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia yakni kriteria Wujudul Hilal dan kriteria baru MABIMS.

Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari.

"Ada beberapa pihak bertanya, apakah Idul Adha 1443 Hijriah seperti yang tercantum di kalender, Sabtu 9 Juli 2022? Idul Adha kali ini ada potensi perbedaan, 9 Juli dan 10 Juli 2022," ujar Thomas saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Kriteria baru MABIMS berdasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

"Kriteria baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam," kata dia.

Sebelumnya Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 10 Dzulhijah 1443 H atau hari raya Idul Adha jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Hal tersebut tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha Tahun Ini Berpotensi Berbeda

Pada saat Maghrib 29 Juni 2022, di Indonesia posisi bulan sudah di atas ufuk, artinya kriteria Wujudul Hilal telah terpenuhi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI