Forum Negara-negara Pasifik Terancam Pecah, Australia Turun Tangan Membantu

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 07 Juni 2022 | 14:05 WIB
Forum Negara-negara Pasifik Terancam Pecah, Australia Turun Tangan Membantu
Ilustrasi Pantai Negara Fiji. (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Forum Negara-negara Pasifik (PIF) mengalami krisis perpecahan setelah sejumlah negara mikronesia mengancam mundur. Australia memainkan peran diplomatikuntuk mengatasinya.

Beberapa pemimpin negara Kepulauan Pasifik akan bertemu hari Selasa (7/06) di Suva, ibukota Fiji, untuk membahas masa depan Pacific Islands Forum (PIF).

Pemerintah Australia telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertemuan ini, termasuk menerbangkan tiga pemimpin negara mikronesia ke Suva.

PIF berada di ambang perpecahan sejak Sekretaris Jenderal saat ini, Henry Puna, memenangkan persaingan sengit untuk menduduki jabatan tersebut awal tahun lalu.

Baca Juga: Viral Kolam Renang Diisi Air Mineral Fiji Bikin Menjerit: Itu Air Termahal di Dunia!

PM Fiji FrankBainimarama merupakan ketua PIF, namun posisi Sekjen yang diperebutkan telah memicu timbulkan perpecahan.

Negara-negara mikronesia menuduh anggota PIF lainnya mengabaikan kesepakatan bersama tentang posisi kepemimpinan dan memulai proses penarikan diri dari organisasi ini.

Mereka sempat menangguhkan pengunduran diri itu pada Februari lalu, dengan alasan bahwa PIF telah berjanji untuk melakukan "reformasi substantif" pada struktur pengurus.

Sekjen PIF Henry Puna yang juga mantan Perdana Menteri Kepulauan Cook telah mengisyaratkan bahwa dia bersedia mundur demi keutuhan organisasi.

Namun, hal itu justru memicu tuduhan baru dari pemimpin negara-negara polinesia, karena mereka belum berkonsultasi tentang pengunduran diri Henry Puna sebagai Sekjen PIF.

Baca Juga: Permata di Samudera Pasifik Bernama Fiji

Perkembangan berikutnya terjadi pada bulan Maret lalu, ketika Presiden Kepulauan Marshall, David Kabua, menyerukan rekonsiliasi dan mendesak sesama pemimpin mikronesia untuk berkompromi.

Hari Selasa (7/06) ini, tiga pemimpin negara mikronesia yang mengancam akan mundur dari PIF Presiden Palau Samuel Whipps, Presiden Nauru Lionel Aingimea, dan Presiden Negara Federasi MikronesiaDavid Panuelo akan bertemu PM Fiji Frank Bainimarama.

Informasi yang diperoleh ABC menyebutkan para pemimpin berharap untuk mencapai kesepakatan tentang kepemimpinan, reformasi organisasi, dan menjaga keutuhan PIF.

Beberapa pemimpin Pasifik lainnya termasuk PM Kepulauan Cook, Samoa, dan Papua Nuginijuga akan menghadiri pertemuan tersebut.

PM SamoaFiame Naomi Mata'afadan PM Kepulauan Cook Mark Brown sudah berada di Suva untuk membuka misi diplomatik baru di ibu kota Fiji.

"

Menteri Urusan Pasifik AustraliaPat Conroymembenarkan bahwa tiga pemimpin negara mikronesia telah diterbangkan ke Fiji dengan pesawat Royal Australian Air Force (RAAF).

"

"Kami berpandangan bahwa Pasifik yang bersatu adalah Pasifik yang lebih kuat. Forum Negara-negara Pasifik adalah tempat bagi keluarga Pasifik dengan segala kekuatan dan keragamannya, berkumpul untuk menyatakan suara yang bersatu," katanya Menteri Conroy.

"Dalam semangat itu, kami telah mendukung Fiji sebagai ketua forumdalam memimpin pembicaraan dengan para pemimpin mikronesia dan anggota lainnya, dengan tujuan menjaga keluarga kita tetap bersama," jelasnya.

Ingin mempertahankan persatuan

Sumber ABC menyebutkan negara-negara mikronesia tetap akan mendorong reformasi substantif organisasi PIF, termasuk proses pemilihan Sekjen.

Namun, di sisi lain mereka ingin mempertahankan persatuan Pasifikjika memungkinkan, mengingat persaingan geopolitik yang semakin intensif di kawasan itu.

Tidak jelas apakah para pemimpin akan terus mendesak pengunduran diri Puna sebagai bagian dari kesepakatan apa pun.

Sumber ABC sebelumnya mengatakan bahwa Puna akan ditawari posisi alternatif bila dia mengundurkan diri sebagai Sekjen PIF.

Menteri Conroy tidak mau berspekulasi tentang hal ini, namun dia mengatakan Australia "terbuka untuk mendukung konsensus di antara semua anggota forum".

Menurut Dr George Carte,pakar geopolitik Pasifik dari Universitas Nasional Australia (ANU), para pemimpin Pasifik perlu bertemu dan membahas masa depan PIF.

Dia juga mengatakan kunjungan Menlu Australia Penny Wong ke PIF bulan lalu mengirimkan pesan tentang komitmen Australia pada organisasi regional itu.

"Hal itu menegaskan kembali bahwa Australia menghormati dan ingin memberi ruang bagi regionalisme itu," kata Dr Carter.

Persaingan intensif di Pasifik

Persaingan semakin intensif untuk berebut pengaruh di kawasan Pasifik setelah tur maraton delapan negara oleh Menlu China Wang Yi.

Namun China gagal mencapai perjanjian regional dengan 10 negara Pasifik dalam kunjungan Menlu Wang, meski berhasil mendapatkan beberapa perjanjian bilateral.

Pakar Pasifik dari Griffith Asia InstituteTess Newton Cainmengatakan perselisihan soal kepemimpinan PIF merupakan tantangan tersendiri.

"Ini akan menjadi sukses bagi ketua PIF, Perdana Menteri Bainimarama, jika bisa tercapai kesepakatan, sehingga permasalahan ini selesai sebelum pertemuan lengkap para pemimpin PIF," katanya.

"Saya berharap peristiwa beberapa waktu lalu, terutamaefek dari upaya China mendapatkan kesepakatan multilateral,akan menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi reaksi Australia atas kunjungannya ke Pasifik, Menlu China Wang Yi menyatakan pihaknya tidak tertarik untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu.

"China menghormati semua hubungan yang dibangun negara-negara kepulauan itu dengan negara lain. Kamimenghormati hubungan tradisional mereka dengan Australia dan Selandia Baru," katanya.

Menlu Wang juga menyatakan China dapat memperdalam kerjasama dengan Australia dan Selandia Baru di seluruh Pasifik, dengan "memanfaatkan kekuatan kita masing-masing dan membentuk sinergi yang lebih besar".

"China akan terus bersikap terbuka dan melakukan lebih banyak kerjasama trilateral atau segiempat dengan Australia dan Selandia Baru di kawasan Pasifik Selatan, sesuai keinginan negara-negara Kepulauan Pasifik," katanya.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI