Suara.com - Perhelatan akbar balapan mobil Formula E yang diselenggarakan di kawasan Pantai Karnaval, Ancol Jakarta Utara menuai banyak kontroversi sejak awal diumumkan akan diselenggarakan di Indonesia. Berbagai pihak mulai mengomentari pembangunan sirkuit yang awalnya akan dibangun di wilayah Monas. Sirkuit sepanjang 2,4 km tersebut juga hanya dibangun dalam waktu 54 hari atau hampir 2 bulan dan menjadi pembangunan sirkuit tercepat di dunia.
Bukan hanya itu, berikut deretan kontroversi Formula E mulai dari disindir politisi hingga persoalan sponsor.
1. Disindir Giring
Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus mantan vokalis band Nidji, Giring Ganesha sempat membuat sebuah video saat dirinya mengunjungi lokasi proyek pembangunan Formula E pada Januari 2022 lalu.
Di dalam video tersebut, Giring menunjukkan kondisi lokasi pembangunan Formula E tersebut yang masih dipenuhi rumput dan peliharaan kambing warga.
Tak hanya menunjukkan lokasi yang masih semrawut tersebut, Giring juga sempat mengungkap bahwa dirinya pesimis sirkuit Formula E tersebut akan rampung dalam waktu singkat.
"Gue gak yakin nih bisa kejadian pembangunan sirkuit ini. Dan kalau kejadian, pasti dipaksakan. Kalau dipaksain mudah-mudahan gak malu-maluin nama baik Indonesia lah di mata internasional." sindir Giring. Saat menyebutkan proyek Formula E ini merupakan proyek "ambisius", kaki Giring tiba-tiba terperosok ke lumpur dan membuatnya kesulitan untuk berjalan. Video ini pun sempat ramai di media sosial.
2. Biaya pembangunan mencapai Rp130 miliar
Menyandur dari jakarta.bpk.go.id, biaya pembangunan sirkuit ini mencapai Rp150 miliar. Dana sebesar ini sempat diselidiki oleh KPK, namun akhirnya diungkap bahwa uang tersebut berasal dari dana PT Jakpro selaku panitia penyelenggara Formula E di Jakarta.
Uang tersebut pun dialokasikan pada pembangunan infrastruktur hingga pemeliharaan sirkuit selama masa percobaan, penyelenggaraan, hingga pasca penyelenggaraan sesuai dengan kesepakatan pihak PT Jakpro dengan pihak Formula E langsung.