Suara.com - Sebuah aksi massa yang di Patung Kuda, Jakata Pusat pada Senin (6/6/2022) siang tengah menjadi sorotan.
Pasalnya massa tersebut mengaku sebagai kelompok FPI Reborn dan mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai Presiden Indonesia.
Massa yang kompak mengenakan pakaian putih itu tampak membawa spanduk bertuliskan dukungan untuk Anies Baswedan, serta membawa bendera-bendera dengan tulisan FPI.
Tentu saja aksi massa ini langsung menuai pro dan kontra, apalagi karena diketahui FPI sudah dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah.
Di tengah huru-hara tersebut, kini media sosial diramaikan juga dengan video rekaman seorang pria yang mengaku sebagai koordinator massa.
Dipantau pada akun Instagram @majeliskopi08.id, pria yang mengaku bernama KH Choirul Anam itu merasa telah ditipu oleh seseorang bernama Edy hingga berujung terjadinya aksi massa.
Bukan cuma mengaku ditipu, ia juga menyebut jemaahnya yang menjadi massa demo mendapat bayaran sebesar Rp 150 ribu per orang.
"Kronologis yang sesungguhnya, malam saya ditelepon oleh Bapak Edy jam 9, disuruh baca doa atau berdoa di Monas," tutur pria dengan sorban putih tersebut, dikutip Suara.com pada Selasa (7/6/2022).
Tawaran itu pun diterima olehnya yang langsung mengajak jemaahnya untuk ke Monas pada keesokan paginya. Namun situasi di lapangan berbeda dari bayangan dan sukses membuat kaget KH Choirul Anam.
"Kekagetan saya, sampai di lokasi tersebut, di mobil komando, ada yang membagi-bagikan bendera FPI," terang Anam. "Sementara saya tidak melihat pengurus Kelompok Besar FPI, atau (Front) Persaudaraan Islam di lokasi tersebut."
Usai menuntaskan urusan mereka di Patung Kuda, massa lantas mendapat bayaran dari seseorang yang bernama Edy yang telah menghubungi KH Choirul Anam sejak Minggu (5/6/2022) malam.
"Selesai di lokasi, maka Bapak Edy mengasihkan uang tiap-tiap jemaah, tiap orang, dikasih Rp 150.000," pungkas Anam.
Walau demikian, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai siapa sosok "Edy" yang disebutkan oleh KH Choirul Anam dalam pengakuannya.
DPP Front Persaudaraan Islam Membantah Terlibat di Demo FPI Reborn
Muhammad Alattas selaku Ketua Umum DPP FPI mengklaim bahwa pihaknya sama sekali belum pernah membicarakan tentang calon presiden yang akan mereka dukung pada 2024 mendatang.
"DPP Front Persaudaraan Islam sejak berdiri hingga saat ini tidak pernah terlibat dalam Aksi Dukung Mendukung Capres 2024 mana pun, dan DPP FPI pun hingga saat ini belum menentukan sikap apa pun terkait Capres 2024," tegas Alattas lewat keterangan tertulis.
Karena itulah, Alattas juga menekankan bahwa massa berpakaian serba putih yang mengatasnamakan diri sebagai FPI Reborn bukan bagian dari mereka.
"Bahwa Front Persaudaraan Islam dari tingkat Pusat sampai Ranting tidak pernah mengundang, menggerakkan, dan melakukan aksi dengan tema apa pun pada Senin 6 Juni 2022, sehingga bila ada yang melakukan aksi mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam maka dapat dipastikan adalah aksi fiktif dan palsu," tuturnya.
Sementara itu, mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik, mendesak polisi untuk menindak tegas kelompok yang mendeklarasikan diri sebagai FPI Reborn tersebut.
"Saya meminta polisi mengungkap dan menangkap dalam deklarasi itu. Sebab, sudah dibantah oleh FPI yang sah," kata Taufik. "Polisi wajib mengusut tuntas, menangkap dalangnya untuk mengantisipasi munculnya gesekan di masyarakat."