Ini Sejarah Candi Borobudur, Bayar Rp 750 RIbu Jika Naik ke Atas Stupa!

Selasa, 07 Juni 2022 | 08:44 WIB
Ini Sejarah Candi Borobudur, Bayar Rp 750 RIbu Jika Naik ke Atas Stupa!
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan kenaikan harga tiket naik ke struktur Candi Borobudur. Terkait keputusan ini, menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Hal tersebut membuat sejarah Candi Borobudur menarik untuk disimak. 

Adapun harga tiket terbaru naik ke Candi Borobudur yang akan diberlakukan bagi wisatawan lokal sebesar Rp 750.000 per orang. Sementara, untuk turis mancanegara dikenai 100 US dollar atau Rp 1.443.350 per orang. Sementara untuk pelajar 5000 rupiah. 

“Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar Rp750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 ribu rupiah saja. ” tulisnya dalam akun Instagram pribadinya pada Sabtu (4/6/2022). 

Luhut menyampaikan bahwa kenaikan harga tiket naik ke struktur Candi Borobudur ini diberlakukan demi membatasi jumlah pengunjung. Pembatasan ini, merupakan upaya konservasi Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia. 

Baca Juga: Kemendikbudristek Buka Data Kenapa Candi Borobudur Harus Segera Diselamatkan

Atas wacana tersebut, lantas mematik respon masyarakat. Kebanyakan dari mereka menilai bahwa tarif yang ditetapkan untuk wisatwan lokal yakni Rp. 750 ribu terlalu tinggi. Sebelumnya, untuk masuk dan menikmati keindahan bangunan candi para wisatawan hanya dipatok Rp. 50 ribu rupiah saja untuk wisatawan domestik dewasa. 

Melihat keniakan harga tiket naik ke situs warisan budaya dunia tersebut, lantas apa sebenarnya hal yang menarik dari Candi Borobudur? Simak sejarah singkatnya berikut. 

Sejarah Candi Borobudur 

Candi Borobudur merupakan peninggalan dinasti Syailendra yang didirikan oleh penganut agama Budha Mayahan. Bangunan candi ini pertama kali dibentuk pada abad ke-8 Masehi. Adapun tujuan dibangunnya candi ini yaitu untuk memuliakan raja-raja Syailendra (775-850 M) yang bersatu kembali dengan dewa yang menjadi asal mereka. 

Berdasarkan sejarah yang berkembang di tengah masyarakat, Candi Borobudur dibuat oleh seseorang yang bernama Gunadarma. Candi ini dibangun dalam lima tahap. Berikut ini penjelasan mengenai tahapan pembangunannya: 

Baca Juga: Dirjen Kebudayaan Tegaskan Kenaikan Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Bukan Usul Kemendikbudristek

1. Tahap Pertama (780 Masehi) 

Pada awalnya, bangunan candi dikerjakan di atas bukit. Dengan cara sebagin puncak bukit diratakan dan pelataran diperluas. Seperti yang telah diketahui sebagian besar bangunan Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan batu andesit. Namun ternyata tidak semuanya. 

Proses pembangunan bukit menggunakan tanah yang dipadatkan dan ditutupi dengan batu. Struktur batu yang digunakan untuk pembangunan ini mirip dengan cangkang telur. Sisa bagian bukit kemudian ditutup dengan struktur batu lapis demi lapis. Awal dari pembangunan candi disusun menyerupai bangunan piramida berundak. 

2. Tahap Kedua dan Ketiga (792 Masehi) 

Pada tahap kedua, ditambah dua undukan berbentuk persegi meliputi pagar langkan dan satu undak melingkar di atasnya. Pada bagian undak memiliki stupa tunggal yang berukuran besar. 

Sementara, pada tahap ketiga terjadi perubahan rancangan bangunan. Bagian undak atas lingkaran dan stupa tunggal induk dibongkar. Stupa kemudian diganti tiga undak lingkaran, sementara stupa-stupa kecil lainnya dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak. Stupa besar diletakkan pada bagian tengah. 

3. Tahap Keempat (824 Masehi) 

Pada tahap keempat, bangunan candi mengalami perubahan kecil. Seperti penambahan pagar langkan terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran ujung kaki, dan juga pelengkung atas gawang pintu. Kemudian, bangunan Borobudur mengalami perubahan terakhir pada undakan melingkar dan selanjutnya dilakukan pelebaran ukuran pondasi. 

4. Tahap Kelima (1811 Masehi) 

Kemegahan Candi Borobudur sempat mengalami kesirnahan selama berabad-abad karena terkubur tanah dan debu vulkanik. Kemudian pada masa jabatan Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811 popularitas Borobudur mulai kembali terjadi. 

Tersiarnya kabar penemuan Candi Borobudur ini tak hanya menjadi kabar gembira bagi masyarakat. Namun juga menjadi malapetaka karena terjadi kerusakan dibeberapa struktur. Hingga pada akhir 1960-an pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk menangani permasalahan di Candi Borobudur. 

Keistimewaan Candi Borobudur 

1. Candi Borobudur sebagai jejak sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. 

2. Candi dibangun sebagai monumen untuk memuliakan leluhur para pendiri kerajaan Syailendra, sebagai gambaran gunung kosmis, sebagai tuntutan mencapai ke-budha-an, sebagai mandala hingga sebagai stupa besar. 

3. Memiliki 2672 relief dan 504 macam arca Buddha. 

4. Dinobatkan sebagai situs peninggalan bersejarah dunia sejak tahun 1991 dan juga pernah masuk dalam 7 Keajaiban Dunia. Borobudur saat ini termasuk dalam salah satu warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO.  

5. Menjadi pusat perayaan hari raya Waisak bagi umat Budha di seluruh Indonesia. 

6. Struktur bangunan Candi Borobudur yang megah membuat para mengunjung dapat melihat dan menikmati keindahan alam kota Magelang. 

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Nomor 173/M/1998 dan Nomor 286/M/2014, menetapkan situs budaya Candi Borobudur menjadi Cagar Budaya bertaraf Nasional. Sehingga, segala hal yang berkaitan dengan Candi Borobudur dilindungi oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku. 

Demikian tadi ulasan mengenai sejarah Candi Borobudur yang mengalami kenaikan harga tiket Rp 750 ribu rupiah per orang. Semoga menambah pengetahuan! 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI