Suara.com - Pemerintah melakukan kebijakan yang kontroversial untuk menjaga Candi Borobudur sebagai kawasan cagar budaya. Salah satu caranya adalah dengan menaikkan tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu untuk turis lokal.
Menurut Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, upaya tersebut selaras dengan upaya konservasi cagar budaya. Berikut sejumlah kelebihan tiket Borobudur naik menjadi Rp750.000 versi Luhut.
1. Jadi Destinasi Wisata Berkualitas
Luhut mengatakan pemerintah memiliki konsep gotong-royong untuk mengembangkan Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.
Baca Juga: Tuai Kontroversi, 8 Fakta di Balik Tiket Masuk Candi Borobudur Rp 750 Ribu
"Dalam kunjungan pagi ini saya kembali menekankan sinergi antara konservasi dan pariwisata melalui mekanisme ’single authority agency'," ujar Luhut dalam akun Instagram pribadinya, Sabtu (4/6/2022).
"Sehingga Borobudur bukan hanya menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, tetapi juga destinasi wisata berkualitas," sambungnya.
2. Jaga Kelestarian Candi Borobudur
Pemerintah telah sepakat untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari. Rinciannya adalah harga tiket masuk 100 dollar untuk wisatawan macanegara, dan turis domestik sebesar Rp750 ribu.
Khusus untuk pelajar, Luhut menyatakan biaya yang dipatok hanya Rp5.000 karena merupakan upaya edukasi. Menurutnya, upaya itu diambil semata-mata untuk menjaga kondisi candi yang kini mulai mengalami pengikisan karena melubernya pengunjung.
Baca Juga: Bukan Komersial, Kondisi Candi Borobudur yang Menurun Jadi Alasan Harga Tiket Mahal
"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," ujarnya.
3. Lapangan Kerja Baru
Luhut mengatakan semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur. Hal tersebut demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan.
"Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," urai Luhut.
4. Pengembangan Bus Listrik dan Ramah Lingkungan
Rencananya, kawasan Candi Borobudur akan diintegrasikan dengan Malioboro dan Candi Prambanan lewat kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
"Maka dari itu, mulai hari ini akan dilaksanakan uji coba penggunaan bus listrik sebagai shuttle bus kendaraan pariwisata. Rute perjalanan shuttle bus ini meliputi Borobudur-Malioboro-Prambanan," terang Luhut.
Luhut memastikan penerapan prinsip ekonomi biru, hijau, dan sirkular sudah mulai diterapkan, di mana hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Dengan menggunakan kendaraan listrik dan EBT, saya rasa akan semakin mempertegas komitmen Indonesia dalam penggunaan energi ramah lingkungan," lanjutnya.
Kontributor : Alan Aliarcham