Belakangan ini, viral video tenaga kesehatan (nakes) yang mencubit-cubit hingga menempelkan wajah dengan masker ke wajah bayi yang baru lahir di rumah sakit. Hal tersebut kemudian mendapatkan kecaman dari publik.
Video nakes tersebut tersebar di berbagai media sosial hingga menjadi sorotan publik. Perlakuan nakes tersebut dianggap jauh dari profesionalitas dan harus segera ditindak.
Berikut fakta-fakta nakes unggah konten cium bayi menggunakan masker yang mendapatkan kecaman.
1. Awal Mula Viral
Baca Juga: PPNI Pastikan Nakes Tempel Masker ke Bayi di RS Santa Anna Bukan Perawat
Nakes tersebut awal mulanya mengunggah sebuah konten di platform TikToknya. Ia mengunggah sebuah video yang menunjukkan aktivitasnya saat bekerja di sebuah rumah sakit. Dalam videonya tersebut, nakes terlihat mencium wajah bayi yang baru lahir dengan masker.
Tidak hanya itu, oknum nakes tersebut juga mencubit-cubit pipi bayi pasiennya hingga menangis.
Karena dianggap bisa membahayakan bayi dan juga meresahkan, video tersebut pun memicu beragam komentar dari warganet dan sekaligus mendapatkan kecaman.
Videonya tersebar ke Twitter dan mendapatkan banyak respons keras.
2. Klarifikasi Rumah Sakit
Diketahui, nakes tersebut bekerja di salah satu rumah sakit ibu dan anak (RSIA). Rumah sakit tersebut bernama RSIA Santa Anna. Pihak rumah sakit tersebut pun membenarkan bahwa konten yang beredar terjadi di tempatnya.
Pihak rumah sakit memberikan klarifikasi melalui akun Instagramnya @santaanna_rsia. Dalam postingannya tersebut, rumah sakit menyebutkan bahwa pengambilan video tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pimpinan ataupun petugas yang berwenang.
“Memang benar video tersebut diambil di RSIA Santa Anna, namun tanpa sepengetahuan pimpinan atau petugas yang berwenang,” tulis akun tersebut.
Pihak rumah sakit juga menyebutkan bahwa video tersebut dibuat dan diunggah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pihaknya juga turut mengecam perilaku nakes tersebut/.
“Kami mengecam unggahan tersebut yang tidak sesuai dengan kode etik profesi dan peraturan,” tulis RSIA.
“Kami RSIA Santa Anna menyampaikan bahwa RSIA Santa Anna selalu mengedepankan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna,” tulisnya lebih lanjut.
3. Menuai tanggapan Ernest Prakasa
Suara.com - Konten seorang tenaga kesehatan yang viral tersebut langsung mendapat perhatian luas. Warganet juga meluangkan waktu untuk mencari tahu di mana sang oknum nakes bekerja hingga terus memviralkan video aksi tak bertanggung jawab tersebut.
Termasuk yang ikut mendukung gerakan ini adalah Ernest Prakasa. Ernest mengajak publik untuk lebih peduli terhadap isu ini, sehingga tidak semakin banyak nakes meresahkan yang beredar di media sosial.
"Guys, ramaikan yuk. Mari kita hentikan ketololan ini," ajak Ernest, seperti dikutip Suara.com pada Kamis (2/6/2022).
4. Tanggapan anggota DPR
Kabarnya, anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, meminta Kementerian Kesehatan untuk ikut merespons adanya keluhan masyarakat atas tindakan oknum tenaga kesehatan atau nakes kepada bayi-bayi yang baru lahir.
Saleh juga mengatakan dengan tegas bahwa tindakan oknum nakes tersebut jauh dari profesionalitas sehingga memang harus dilakukan tindakan.
Ia juga menyebut bahwa rumah sakit yang mempekerjakan nakes tersebut harus melakukan tindak lanjut terhadap ulah nakes. Saleh menyebut bahwa nakes tersebut harus dipanggil dan diberikan peringatan serta sanksi sesuai dengan yang telah ia perbuat.
5. PPNI tegaskan bahwa oknum nakes bukan perawat anggota PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menegaskan seorang tenaga kesehatan perempuan yang viral menempelkan masker ke bayi di Rumah Sakit Ibu Anak Santa Anna Bandar Lampung, bukan perawat anggota PPNI.
"Yang di Lampung bukan perawat, tidak ada dalam daftar anggota PPNI," kata Ketua PPNI Harif Fadhillah saat dihubungi, Jumat (3/6/2022).
Meski begitu, Harif berjanji PPNI akan lebih mensosialisasikan kepada seluruh tenaga kesehatan baik yang sudah menjadi perawat atau masih berstatus mahasiswa agar paham etika ketika bermedia sosial.
"Kasus ini juga menjadi masukan bagi PPNI untuk mendorong penguatan pembelajaran etika, khususnya bermedia sosial sebagai bekal mereka setelah lulus," tutup Harif.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa