Pahami Beda Tenaga Honorer dan Outsourcing, Berlaku Mulai Tahun 2023

Rifan Aditya Suara.Com
Sabtu, 04 Juni 2022 | 11:47 WIB
Pahami Beda Tenaga Honorer dan Outsourcing, Berlaku Mulai Tahun 2023
Pahami Beda Tenaga Honorer dan Outsourcing, Berlaku Mulai Tahun 2023 - Ilustrasi Pekerja. (pexels.com/Yan Krukov)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia berencana menghapus rekrutmen renaga kerja honorer mulai tahun 2023 mendatang. Sebagai gantinya, pemerintah mengalihkannya dengan sistem tenaga kerja outsourcing. Lalu apa beda tenaga honorer dan outsourcing?

Simak penjelasan beda tenaga honorer dan outsourcing berikut. Tenaga honorer dihapus dan diganti menjadi tenaga outsourcing ini disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dalam keterangan resminya pada 19 Januari 2022 lalu. 

Sistem outsourcing diyakini menjadi solusi yang ampuh dalam perusahaan terkait masalah kekurangan sumber daya manusia (SDM).

Tenaga outsourcing yang akan dipakai merupakan tenaga pelaksana pekerjaan mendasar, yaitu seperti tenaga kebersihan (cleaning service) dan tenaga keamanan (sekuriti).  Lantas apa beda tenaga honorer dan outsourcing? Berikut ini penjelasan lengkapnya. 

Baca Juga: Apa Itu Outsourcing? Tenaga Alih Daya Jadi Pengganti Tenaga Honorer 2023

Beda Tenaga Honorer dan Outsourching 

Tenaga Honorer 

Merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56 tahun 2012, tentang tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah yang penghasilan atau gajinya dibayarkan oleh APBN atau APBD. 

Berdasarkan keterangan di atas, tenaga honorer merupakan pegawai non-PNS dan non-PPPK. Sehingga status PPPK tidak sama dengan pegawai honorer. Perekrutan tenaga kerja honorer juga tak diatur dalam UU ASN, di mana perekrutannya seringkali tidak melalui proses yang resmi. 

Sederhananya, PPPK adalah pegawai yang "di-outsourching" oleh instansi pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat. 

Baca Juga: Nasib Jutaan Tenaga Honorer Bakal Ditentukan 2023, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan Harapkan Hal Ini

Dalam instansi di pemerintah daerah, pegawai honorer dapat direkrut tanpa seizin pemerintah pusat. Sementara, untuk skema penggajiannya tidak diatur oleh pemerintah dan berlaku secara nasional. Gaji tenaga kerja honorer ditentukan oleh instansi atau pejabat pembina yang merekrut pekerja honorer yang didasarkan pada alokasi anggaran di Satker. 

Tenaga Kerja Outsourcing 

Di Indonesia, outsourcing pada awalnya diartikan sebagai pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti dari perusahaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat dialihkan kepada pihak atau perusahaan lainnya. Dalam perekrutan pekerja outsourcing bisa menjadi strategi perusahaan dalam mengurangi biaya operasional. 

Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 atau UU Ketenagakerjaan, outsourcing adalah penyerahan sebagian pekerjaan kepada suatu perusahaan lain atau sub-kon. Penyerahan pekerjaan tersebut dilakukan dengan dua mekanisme yang berbeda. Diantaranya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dan penyedia jasa pekerja atau buruh. 

Secara sederhananya, karyawan outsourcing bukan termasuk karyawan dari perusahaan pengguna melainkan tenaga kerja yang berasaldari pihak lain. Jadi, outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja dari pihak ketiga yang digunakan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan tertentu di dalam suatu perusahaan. 

Sistem outsourcing pada awalnya dikenal sebagai strategi bisnis di tahun 1989 dan menjadi bagian integral ekonomi bisnis pada tahun 1990-an. Strategi kerja outsourcing ini mulai berkembang setiap tahunnya.

Sistem kerja ini juga dikatakan mampu membantu menjaga ekonomi pasar bebas dalam skala global. Para ahli ekonomi juga mengatakan bahwa sistem outsourcing mampu menciptakan insentifitas bagi bisnis dan memungkinkan para perusahaan untuk mengalokasikan tenaga kerjanya  di tempat yang dinilai paling efektif. 

Sistem Kerja Outsourcing 

Perekrutan karyawan outsourcing hanya  dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa outsource. Karyawan outsourcing kemudian akan bekerja untuk perusahaan dengan sistem kontrak yang dibagi menjadi dua, yakni: 

  • Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 
  • Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) 

Adapun beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja outsourcing diantaranya yaitu: 

  • Penjaga kebersihan 
  • Keamanan 
  • Penyedia makanan atau catering 
  • Kurir atau Pengemudi 
  • Petugas call center 
  • Pekerja manufaktur 
  • Facility management 

Sedangkan sistem upah atau gaji, perlindungan jaminan dan kesejahteraan tenaga kerja outsourcing dibebankan kepada perusahaan yang tengah mempekerjakannya, bukan perusahaan yang menggunakan tenaga kerja outsourcing. 

Demikian tadi penjelasan mengenai beda tenaga honorer dan outsourcing. Diketahui keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada sistem kerja dan pengupahannya. Bagaimana apakah Anda sudah siap dengan wacana perubahan tersebut?

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI