Suara.com - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman menjawab kritik terkait pernikahannya dengan adik Presiden Joko Widodo (Jokowi), Idayati sarat dengan kepentingan politik. Anwar membantah kalau dirinya memiliki kepentingan politik khususnya yang berkaitan dengan Jokowi.
Anwar menegaskan dirinya bukan anggota partai politik sehingga harus memiliki strategi untuk kepentingan ke depannya.
"Misalnya ada yang menuding saya menikah dengan beliau pernikahan politik, lah? Saya bukan parpol, partai politik. Apa yang saya cari? Saya kadang-kadang ngomong loh untuk apa? Pak Jokowi juga tidak bisa lagi ikut Pilpres 2024, sudah dua periode," tegas Anwar dikutip melalui tayangan yang diunggah YouTube Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (3/5/2022).
Anwar juga mengungkapkan banyaknya komentar negatif yang dilontarkan kepadanya dan Idayati. Satu hal yang ia ingat ialah hubungannya Idayati dianggap sebagai arah dukungannya untuk Jokowi.
Baca Juga: Anies Baswedan Ingin Melayat ke Rumah Ridwan Kamil Tapi Nanti, Karena Hormati Privasi Kang Emil
Anwar menilai hal tersebut sebagai fitnah yang diberikan kepadanya. Meski begitu, ia lebih memilih untuk tetap menyerap semua fitnah tersebut untuk menjadi berkah bagi dirinya.
"Semakin banyak caci maki, fitnah untuk diri saya, semakin banyak insyaallah pahala untuk saya."
Menikah di Solo
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman resmi menjadi adik ipar Presiden Joko Widodo (Joko Widodo) setelah menikahi Idayati.
Idayati merupakan adik Jokowi, Anwar Usman dan Idayati menjalani akad nikah di Gedung Graha Saba Solo, Kamis (26/5/2022) pukul 09.00 WIB.
Baca Juga: Biadab! Perkosa Pegawainya hingga Melahirkan, Bos di Cengkareng Jual Bayinya Rp 10 Juta
Dalam prosesi akad nikah tersebut, Presiden Jokowi yang menjadi wali nasab dari pihak mempelai perempuan langsung menikahkan salah satu adik perempuannya tersebut.
Selanjutnya, Anwar mengucapkan ijab kabul dengan lancar tanpa pengulangan. Sebagai mahar dalam pernikahan tersebut, Anwar memberikan seperangkat alat salat dan sebuah jam tangan.