Suara.com - Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Judha Nugraha memastikan tak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban di tiga peristiwa penembakan di Amerika Serikat pada Rabu 1 Juni 2022.
Kata Judha, usai insiden penembakan tersebut, pemerintah melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles, KJRI New York dan KJRI Houston langsung berkoordinasi dengan otoritas dan simpul- simpul masyarakat setempat.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di tiga wilayah berbeda. Yaitu di rumah sakit kampus St Francis di Kota Tulsa, negara bagian Oklahoma, swalayan Walmart di Pittson, negara bagian Pennsylvania dan sebuah sekolah di Los Angeles, California.
"Informasi yang diterima di 3 KJRI, tidak ada WNI di peristiwa penembakan ini yang menjadi korban," ujar Judha dalam Press Briefing Kemlu secara virtual, Kamis (2/6/2022).
Baca Juga: Setelah SD Texas, Ini 5 Fakta Penembakan Massal di Rumah Sakit Oklahoma
Judha juga menyampaikan keprihatinannya atas maraknya penembakan di Amerika Serikat.
Menyikapi hal tersebut, langkah-langkah perlindungan yang dilakukan perwakilan RI kata Judha yakni berkoordinasi dengan otoritas kemanan hingga berkomunikasi drngan pemuka masyarakat Indonesia di Amerika Serikat.
Judha menuturkan pihaknya melalui KJRI juga mengimbau masyarakat Indonesia di Amerika Serikat untuk tetap tenang dan tetap meningkatkan kewaspadaan serta kehati-hatian
"Kami sampaikan imbauan ke masyarakat kita di AS untuk tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," tutur Judha
WNI di Amerika Serikat kata Judha juga diminta untuk segera melaporkan ke otoritas setempat dan perwakilan RI jika terjadi tindakan kekerasan, kriminal dan kegawatdaruratan.
Baca Juga: Marak Insiden Penembakan di AS, Kemlu Pastikan Tak Ada WNI yang Jadi Korban
"Jangan jalan sendirian gunakan buddy sistem, laporkan segera ke otoritas dan perwakilan RI. Bila terjadi tindakan kekerasan, kasus kriminal dan kegawatdaruratan lain segera warga negara Indonesia lapor diri di portal peduli WNI, ketik data ada, ini akan meningkatkan kecepatan dan keakuratan respon perwakilan WNI. Selain itu download safe travel Kemlu untuk akses informasi terbaru," katanya.