Mengenal Uang Panai: Pengertian dan Plus MInusnya dalam Tradisi Pernikahan Bugis-Makassar

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2022 | 16:17 WIB
Mengenal Uang Panai: Pengertian dan Plus MInusnya dalam Tradisi Pernikahan Bugis-Makassar
Gadis Bugis yang diberi uang panai Rp.300 juta oleh calon suaminya (Facebook/ @AjuFashionn).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengambilan keputusan nominal uang panai ditentukan oleh pihak perempuan, biasanya oleh saudara dari ayah atau saudara dari ibu.

Pemberian uang panai bertujuan untuk memberikan kehormatan bagi pihak keluarga perempuan, jika jumlah nominal uang panainya bisa terpenuhi oleh pihak laki-laki.

Plus Minus Uang Panai

Budaya pernikahan Buggis-Makasaar yang mewajibkan uang panai ini, tak jarang membuat calon mempelai laki-laki rela berbuat apapun demi menjaga martabat keluarga dengan cara berhutang.

Hal tersebut dilakukan calon mempelai laki-laki demi mempertimbangan pandangan orang lain mengenai “uang panai”.

Karena jika calon mempelai laki-laki tidak bisa memenuhi uang panai yag diajukan calon mempelai perempuan, maka ia akan dianggap malu atau “siri” (harga dirinya dipermalukan)

Dan dalam kondisi tertentu, proses lamaran bisa menjadi batal, dikarenakan calon laki-laki tidak sanggup memenuhi uang panai yang ditentukan pihak mempelai perempuan.

Uang panai yang dianggap terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi oleh calon mempelai laki-laki.

Sebagian kasus terjadi di Buggis-Makassar, sepasang calon pengantin rela kawin lari demi menyatukan hati yang terlanjur cinta atau dalam tradisi Bugis dikenal dengan silariang.

Baca Juga: Sosok Suami dari Gadis yang Dapat Uang Panai Rp 300 Juta Hingga Showroom Mobil Saat Menikah

Namun tradisi dan budaya uang panai tidak selalu berdampak negatif. Besarnya nominal uang panai yang diajukan pihak peremuan bisa dijadikan motivasi calon mempelai laki-laki agar lebih bekerja dengan giat untuk mendapatkan gadis yang dicintainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI