Penembakan Massal Lagi-lagi Terjadi Di AS, Kali Ini Di Oklahoma Tewaskan 4 Orang

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2022 | 11:16 WIB
Penembakan Massal Lagi-lagi Terjadi Di AS, Kali Ini Di Oklahoma Tewaskan 4 Orang
Ilustrasi garis polisi. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat orang tewas di kota Tulsa, Oklahoma, dalam insiden penembakan massal di Amerika Serikat. Peristiwa itu dilaporkan terjadi di sebuah rumah sakit setempat pada Rabu (1/6/2022) waktu setempat.

Polisi mengatakan, mereka menerima telepon tentang penembak di Gedung Natalie di kampus Rumah Sakit St. Francis pada pukul 16:52. waktu setempat (2152 GMT) dan petugas tiba di tempat kejadian kira-kira empat menit kemudian sebelum melakukan kontak dengan pria bersenjata itu.

"Petugas yang datang mendengar suara tembakan di gedung, dan itulah yang mengarahkan mereka ke lantai dua," kata Wakil Kepala Polisi Eric Dalgleish kepada wartawan.

"Saat ini, kami mencatat empat warga sipil yang tewas dan satu penembak yang tewas."

Baca Juga: Terjadi Lagi, Penembakan Massal di Amerika Serikat Tewaskan Tiga Orang Warga

Sebuah senapan panjang dan pistol ditemukan di tempat kejadian, dan polisi yakin keduanya digunakan selama penembakan.

Polisi percaya pria bersenjata itu meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri.

Mereka belum mengidentifikasi tersangka yang tewas tetapi, namun mengatakan dia adalah pria kulit hitam berusia sekitar 35-40 tahun dan belum mendapat motif kejahatan tersebut.

Presiden AS Joe Biden telah diberitahu tentang penembakan itu.

Gedung Putih "memantau situasi dengan cermat dan telah menghubungi pejabat negara bagian dan lokal untuk menawarkan dukungan," kata juru bicara Karine Jean-Pierre dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Pasca Penembakan Massal di Sekolah Texas, Ada Wacana Mempersenjatai Guru untuk Cegah Penembakan

Penembakan itu terjadi saat kota itu menandai peringatan 101 tahun Pembantaian Ras Tulsa, yang menargetkan penduduk kulit hitam dan menghancurkan lingkungan Afrika-Amerika yang dulu ramai. (Sumber: Anadolu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI