Suara.com - Untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, dua orang dengan latar belakang Muslim menjadi menteri dalam pemerintahan federal yang oleh Perdana Menteri Anthony Albanese disebut "inklusif seperti Australia sendiri".
Ed Husic akan dilantik sebagai Menteri Industri dan Sains dalam kabinet PM Albanese, sementara Anne Aly ditugaskan dalam portofolio non-kabinet sebagai menteri urusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pemuda.
Di Australia, menteri-menteri yang masuk dalam jajaran kabinet akan duduk di barisan depan kursi di parlemen atau lazim disebut Front Bench, berhadap-hadapan dengan menteri bayangan dari pihak oposisi.
Sementara itu ada pula menteri dan asisten menteri yang ditunjuk untuk portofolio tertentu tapi bukan anggota kabinet.
Baca Juga: Tandingi Kunjungan Menlu Cina, Australia Kirimkan Menlu Wong ke Kepulauan Pasifik
Ed Husic yang bernama lengkap Edham Nurredin Husic juga merupakan anggota DPR (House of Representatives) pertama yang berlatar belakang Muslim, terpilih sejak tahun 2010.
Pria kelahiran Sydney ini merupakan putra dari Hasib Husic, seorang imigran asal Bosnia yang tiba di Australia pada akhir tahun 1960-an.
Selama Partai Buruh menjadi oposisi dalam sembilan tahun terakhir, Ed Husic menjabat sebagai menteri bayangan dalam berbagai portofolio termasuk Sosial, Pertanian, dan Digital Ekonomi.
Sementara Dr Anne Aly merupakan politisi Partai Buruh dari Australia Barat, yang terpilih ke DPR Australia sejak pemilu sebelumnya.
Penunjukan Dr Anne disebut-sebut sebagai hasil kesepakatan di antara faksi-faksi dalam Partai Buruh, di mana perempuan kelahiran Mesir ini menjadi bagian dari faksi kiri.
Baca Juga: Serangan Rasisme Masih Dialami Warga Keturunan Asia di Australia
"Jelas saya tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang menteri," katanya kepada wartawan.
Dr Anne tiba di Australia bersama keluarganya saat dia berusia dua tahun.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan jajaran pemerintahannya juga memecahkan rekor keterwakilan perempuan.
"Ini adalah jumlah perempuan terbesar yang pernah bertugas di kabinet Australia, dengan 10 perempuan di kabinet," kata PM Albanese.
Selama berada di oposisi, sebenarnya kabinet bayangan Partai Buruh memiliki jumlah pria dan perempuan yang sama.
Meskipun mengamankan mayoritas kursi majelis rendah (DPR), PM Albanese harus mencari beberapa pengganti untuk kementeriannya setelah mantan Menteri Bayangan Urusan Lingkungan Terri Butler dan mantan Menteri Bayangan Urusan Dalam Negeri Kristina Keneally kehilangan kursi mereka dalam Pemilu.
Upacara pelantikan hari Rabu (01/06) ini dilakukan menyusul pelantikan PM Albanese bersama beberapa menteri utama sebelumnya.
Wakil Perdana Menteri Richard Marles, Bendahara Negara Jim Chalmers, Menteri Keuangan dan Menteri Urusan Perempuan Katy Gallagher serta Menteri Luar Negeri Penny Wong telah dilantik pekan lalu bersama PM Albanese, dan dilantik kembali hari ini (01/06).
Richard Marles telah pindah dari posisi sebelumnya menjadi Menteri Pertahanan.
PM Albanese menggambarkan jajaran menteri-menterinya sebagai "sama inklusifnya dengan Australia sendiri".
Rekor lainnya terjadi dalam penunjukan Linda Burney, perempuan Aborigin pertama yang menjadi menteri untuk urusan Aborigin Australia.
Saat dilantik, Linda mendapatkan tepuk tangan meriah dari koleganya yang turut dilantik oleh Gubernur Jenderal.
Menteri perempuan lainnya, Kristy McBain yang berasal dari faksi kanan Partai Buruh juga masuk jajaran kementerian.
Penunjukan Kristy menjadi Menteri Pembangunan Daerah dan Pemerintah Daerah merupakan lompatan jauh setelah duduk sebagai anggota DPR biasa selama dua tahun, menyusul kemenangannya di daerah pemilihan Eden-Monaro di NSW dalam Pemilu sela tahun 2020.
PM Albanese menyebut kemenangan Kristy di Dapil itu sangat penting bagi keberhasilan Partai Buruh dalam Pemilu.
PM Albanese juga telah menggeser beberapa portofolio kementerian masuk dalam kabinet dan mengeluarkan sebagian portofolio lainnya.
Portofolio Perumahan kini masuk jajaran kabinet sementara portofolio urusan Veteran dikeluarkan dari kabinet.
Anggota DPR Partai Buruh dari latar belakang Aborigin lainnya, Pat Dodson, meski tidak menjadi menteri, namun mendapat tugas khusus untuk mengawasi implementasi Pernyataan Uluru, bekerja bersama Menteri Urusan Aborigin Linda Burney.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari berbagai artikel ABC News.