Kenapa Kaum Muda Sri Lanka Menjauhi Politik Praktis?

Rabu, 01 Juni 2022 | 12:07 WIB
Kenapa Kaum Muda Sri Lanka Menjauhi Politik Praktis?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sri Lanka nyaris lumpuh oleh krisis ekonomi yang memicu kelangkaan bahan pokok, menyulut amarah publik dan memicu aksi protes berdarah. Sikap antipati terhadap elit politik kini melampaui batasan etnis dan agama.

Sri Lanka, yang pernah menghadapi gelombang kekerasan antaretnis dan agama di masa lalu, menyaksikan kelahiran sesuatu yang baru di tengah protes massal terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Aksi demonstrasi di negeri kepulauan itu banyak digalang kaum muda dari kelompok yang selama ini saling bermusuhan. Kesamaan nasib menumbuhkan kesatuan, serta mengaburkan garis perpecahan di antara etnis dan agama.

Kepada DW, sejumlah kaum muda Sri Lanka mengatakan betapa mereka muak oleh kaum elit politik, yang berusaha menyulut perpecahan etnis dan agama demi kepentingan politik.

Di masa lalu, agenda kampanye pemilu kerap didominasi suara kelas menengah berpendidikan yang mementingkan politik identitas antara etnis dan agama, kata Rajitha Hettiarchchi, seorang tokoh intelektual Sri Lanka.

Bagi warga miskin, isu ekonomi sebaliknya lebih mendesak, imbuhnya. "Dengan protes saat ini, kedua kelompok akhirnya dipertemukan. Ada kesadaran umum bahwa korupsi dalam politik diuntungkan oleh perpecahan etnis dan agama.”

Darurat ekonomi ciptakan kesatuan Negeri kepulauan itu nyaris lumpuh oleh aksi protes massal yang dipicu kelangkaan bahan pokok seperti makanan, bahan bakar atau obat-obatan.

Adapun pemerintah tidak lagi punya cukup mata uang asing untuk mencicil utang atau membayar impor. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap keruntuhan ekonomi Sri Lanka, terutama pandemi Covid-19 yang melumpuhkan sumber devisa terbesar negara, yakni parwisata.

Keputusan Presiden Gotabaya Rajapaksa memangkas pajak juga ditengarai ikut menggerus kas pemerintah. Sejak beberapa pekan terakhir, kaum muda Sri Lanka dikabarkan mulai mencari jalan untuk ke luar negeri demi lolos dari krisis ekonomi.

Baca Juga: Krisis Ekonomi di Sri Lanka Bikin Pasokan Obat Menipis, Risiko Kematian di Rumah Sakit Meningkat

Saat ini protes tidak hanya menjalar di jalan-jalan kota, tetapi juga di media sosial. Kampanye yang kebanyakan digerakkan oleh kaum muda itu antara lain berpusar pada sejumlah jargon politik, antara lain "Gota go home” yang sempat menjadi tren di Twitter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI