"Namaku manusia, tapi tidak ada yang peduli dengan kami," ucap Kemran.
Kemran datang ke Indonesia ketika masih remaja. Usinya baru 15 tahun ketika tahun 2017. Saat itu, kampung halamannya bergejolak. Ribuan warga berlarian mencari perlindungan. Kemran memilih Indonesia.
Namun, Kemran tidak banyak bicara mengenai latar belakangnya. Pasalnya, aksi unjuk rasa masih berlangsung. Bukan waktu yang tepat untuk bertukar kisah tentang pelariannya saat ini.
Kemran kemudian menjelaskan terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan terus menerus. Ketika saya menyodorkan perekam suara, Kemran berpendapat kalau UNHCR Indonesia tidak mempu mejalankan tugas-tugasnya.
Dalam usaha memberikan perlindungan kepada pengungsi, Kemran menyebut bahwa UNHCR bertugas memulangkan sukarela ke negara asal. Namun, Afghanistan sedang tidak aman. Pasalnya, Taliban baru saja berkuasa sehingga banyak warga enggan untuk kembali.
"Kalau negara kami aman, artinya bisa kembalikan ke negara kami, tapi sekarang Afghanistan tidak aman. Pemerintah Indonesia tidak bisa mengembalikan kami ke negara sendiri," jelas Kemran.
![Sejumlah pencari suaka asal Afganistan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor UNHCR pada Senin (15/11/2021). [Suara.com/Ria Rizki]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/15/77686-sejumlah-pencari-suaka-asal-afganistan-menggelar-aksi-unjuk-rasa-di-depan-kantor-unhcr.jpg)
Tugas UNHCR yang kedua, beber Kemran, adalah intregasi lokal ke negara suaka. Pada kenyataannya, Indonesia bukan peserta Konvensi Jenewa tahun 1951 tentang pengungsi.
Oleh sebab itu, Kemran berpendapat UNHCR bisa menjalankan opsi ketiga berupa pemukiman kembali ke negara ketiga. Jika opsi tersebut tidak bisa dijalankan, lanjut dia, sudah seharusnya UNHCR menutup kantornya.
"Kalau tidak bisa, tutup kantornya seperti di Srinlanka dan Turki," ucap Kemran.
Baca Juga: Sebut Pemerintah Indonesia Tidak Peduli, Pengungsi Afghanistan: Kami Tunggu Sampai UNHCR Menjawab
Kemran pun berharap agar pemerintah Indonesia untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi terkait para pengungsi di Indonesia. Kata dia, sudah banyak pengungsi yang hidup dalam ketidakpastian. Bahkan, ada 17 pengungsi yang telah bunuh diri.