Suara.com - Pemerintah Inggris memberikan visa khusus untuk menarik para lulusan universitas-universitas terbaik di dunia.
Pemerintah Inggris menilai visa untuk "orang-orang yang sangat potensial", yang mulai berlaku sejak Senin (30/5), akan menarik lulusan yang paling berbakat untuk memulai dan membangun karier mereka di Inggris.
Skema ini hanya berlaku untuk para alumni dari universitas-universitas terbaik dunia, yang berlokasi di luar Inggris dan baru lulus dalam kurun lima tahun terakhir.
Sayangnya, tidak satu pun universitas asal Indonesia masuk ke dalam daftar ini.
Baca Juga: Profil Camille Vasquez, Pengacara Johnny Depp Alumni Universitas Top Dunia
Baca juga:
- Kesaksian pekerja magang yang digaji Rp117 juta sebulan oleh perusahaan-perusahaan besar
- Bebas visa kunjungan diberlakukan di tengah penyebaran Covid Omicron XE, pemerintah 'kurang hati-hati'
- Paspor 'paling sakti' 2020: Indonesia nomor 49, ke negara mana saja bisa masuk tanpa visa?
Alumni dari universitas-universitas top dunia itu dapat mengajukan permohonan visa ini, tanpa dilihat tempat asal mereka.
Mereka juga tidak harus mendapatkan penawaran pekerjaan di Inggris lebih dulu untuk bisa mengajukan permohonan.
Pelamar yang berhasil dan memiliki gelar sarjana atau master akan mendapat visa kerja berdurasi dua tahun, sedangkan untuk yang bergelar doktor akan mendapat visa berdurasi tiga tahun.
Selanjutnya, mereka berpeluang mendapatkan visa kerja jangka panjang lainnya apabila memenuhi syarat tertentu. Tidak ada batasan kuota untuk lulusan yang memenuhi syarat.
Baca Juga: Gandeng Universitas, Crowde Regenerasi SDM Pertanian
Universitas-universitas top yang terpilih
Untuk bisa terpilih mendapatkan visa ini, pelamar harus berasal dari universitas yang masuk daftar 50 besar dunia berdasarkan setidaknya dua dari tiga jenis peringkat yang dijadikan acuan pemerintah Inggris.
Acuan peringkat yang digunakan yakni Times Higher Education World University Rangkings, Quacquarelli Symonds World University Rangkings, dan Academic Ranking of World Universities.
Terdapat 37 universitas yang dipublikasikan oleh pemerintah Inggris, termasuk Universitas Harvard, Universitas Stanford, Universitas Yale, dan lain-lain. Mayoritas universitas yang masuk kategori itu berada di Amerika Serikat dan Eropa.
Hanya delapan universitas di Asia yang masuk daftar, yakni dari China, Hong Kong, Jepang, serta Singapura. Tidak ada universitas asal Indonesia yang muncul pada daftar tersebut.
Keenam universitas itu ialah Universitas Peking, Universitas Tsinghua, Universitas Tionghoa Hong Kong, Universitas Hong Kong, Universitas Kyoto, Universitas Tokyo, Universitas Teknologi Nanyang, serta Universitas Nasional Singapura.
Sejumlah akademisi menyatakan kecewa dengan tidak masuknya universitas dari Asia Selatan, Amerika Latin, atau Afrika. Mereka menyebut pendekatan itu sangat tidak adil.
Apabila Inggris ingin berperan mengatasi tantangan utama abad ini, seperti akses energi, perubahan iklim, dan pandemi, "maka Inggris perlu mengenali dan menyertakan beragam keterampilan dan wawasan dari lulusan universitas di negara-negara berkembang," kata direktur dan peneliti utama di Universitas Cape Town, Christopher Trisos kepada BBC.
Ketentuan dan biaya visa
Pengajuan visa akan dikenakan biaya sebesar £715 (Rp13,1 juta), belum termasuk biaya kesehatan imigrasi, serta biaya untuk mengakses sistem kesehatan masyarakat di Inggris.
Lulusan yang diterima boleh membawa keluarga mereka, namun mereka harus memiliki biaya hidup setidaknya sebesar £1.270 (Rp23,3 juta).
Para pelamar harus lulus pemeriksaan keamanan dan kriminal, serta memiliki sertifikat bahasa Inggris setidaknya setingkat B1, yang berarti fasih berkomunikasi dengan penutur asli.
Program visa ini merupakan bagian dari serangkaian kebijakan, termasuk mengizinkan orang asing untuk tinggal dan bekerja di Inggris hingga dua tahun, sehingga mereka tidak harus segera meninggalkan Inggris begitu program pendidikan mereka berakhir.
"Ini berarti Inggris akan menjadi pusat untuk inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan yang terkemuka di dunia internasional," kata Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak.
"Kami ingin bisnis masa depan dibangun di sini dan hari ini, itu lah mengapa saya meminta para mahasiswa memanfaatkan kesempatan luar biasa ini untuk membangun karir mereka di sini," ujarnya.
Tetapi kebijakan Inggris mencari "pemikiran brilian" ini dikritik karena kebijakan imigrasi lainnya yang menunjukkan sisi berbeda.
Pada bulan lalu, Inggris mengumumkan bahwa mereka ingin mengirim para pencari suaka yang mengarungi Selat Inggris dengan perahu kecil ke Rwanda.
Daftar lengkap 37 universitas:
Jerman:
Universitas Munich
Australia:
Universitas Melbourne
Kanada:
Universitas McGill
Universitas British Columbia
Universitas Toronto
China:
Universitas Peking
Universitas Tsinghua
AS:
Institut Teknologi Califormnia (Caltech)
Universitas Kolumbia
Universitas Cornell
Universitas Duke
Universitas Harvard
Universitas Johns Hopkins
Institut Teknologi Massachusetts (MIT)
Universitas New York (NYU)
Universitas Northwestern
Universitas Princeton
Universitas Stanford
Universitas California, Berkeley
Universitas California, Los Angeles (UCLA)
Universitas California, San Diego
Universitas Chicago
Universitas Michigan-Ann Arbor
Universitas Pensilvania
Universitas Texas, Austin
Universitas Washington
Universitas Yale
Prancis:
Universitas Paris Sciences et Lettres
Hong Kong:
Universitas Tiongkok Hong Kong (CUHK)
Universitas Hong Kong
Jepang:
Universitas Kyoto
Universitas Tokyo
Singapura:
Universitas Teknologi Nanyang (NTU)
Universitas Nasional Singapura
Swedia:
Institut Karolinska
Swiss:
Institut Teknologi Federal Swiss, Lausana (EPFL)
Politeknik Federal Zurich (ETH)