Tak Lolos Seleksi Calon Bintara Polri karena Disebut Buta Warna, Fahri Akhirnya Mengadu ke DPR

Selasa, 31 Mei 2022 | 13:23 WIB
Tak Lolos Seleksi Calon Bintara Polri karena Disebut Buta Warna, Fahri Akhirnya Mengadu ke DPR
Tak Lolos Seleksi Calon Bintara Polri karena Disebut Buta Warna, Fahri Akhirnya Mengadu ke DPR. (Instagram/jurnalisjunior)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fahri Fadillah Nur Rizki, pemuda yang tiba-tiba dinyatakan gagal menjadi Bintara Polri akan mendatangi DPR RI untuk mengadukan nasibnya, hari ini, Senin (31/5/2022). Hal itu disampaikan oleh Anggota DPR RI, Hillary Briggita Lasut.

Kepada Suara.com, Brigggita mengaku sebelumnya telah berkomunikasi dengan Fahrifadillah.

Kedatangan Fahrifadillah juga sekaligus untuk menyerahkan bukti-bukti kelulusannya menjadi Bintara Polri.

"Hari ini kami janjian di kantor DPR untuk memverifikasi lanjut bukti-bukti yang dikirim via online," kata Briggita, saat dihubungi Suara.com, Senin siang. 

Baca Juga: ISESS Kritik Polri Tak Pecat Polisi Korup Brotoseno: Seolah Kekurangan Personel Berkualitas Pilih Pertahankan yang Kotor

Nantinya kata anggota dewan dari Fraksi NasDem ini, bukti-bukti yang diterimanya akan ditindak lanjuti ke Polri.

"Agar bisa menjadi pertimbangan. Setelah itu fungsi pengawasan saya sebagai dewan bisa digunakan. Untuk mengawasi dan mengawal proses tindak lanjut seperti apa," kata Briggita.

Anggota DPR RI Hillary Briggita Lasut. (partainasdem.id)
Anggota DPR RI Hillary Briggita Lasut. (partainasdem.id)

Buta Warna Parsial

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebut siswa Bintara 2021 atas nama Fahri Fadilah Nur Rizki (21) digagalkan mengikuti pendidikan karena menderita penyakitnya buta warna parsial. Penyakit tersebut diklaim ditemukan saat tahap supervisi terhadap seluruh siswa berdasar surat keputusan dari Mabes Polri sebelum mengikuti pendidikan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menyebut Fahri awalnya memang telah dinyatakan lulus pada tahap pertama tes calon Bintara 2021.

Baca Juga: Berjuang Mati-matian, 6 Fakta di Balik Fahri Gagal Masuk Calon Bintara Polri

"Namun setelah itu berdasarkan surat dari Mabes Polri sebelum pada peserta mengikuti pendidikan ada kegiatan supervisi yang dilakukan terhadap pada peserta yang sudah lulus. Kemudian supervisi yang dipimpin ketua tim menyebutkan yang bersangkutan (Fahri Fadilah) tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Menindaklanjuti temuan tersebut, kata Zulpan, pihaknya pun melakukan pemeriksaan lebih mendalam. Pemeriksaan diklaim disaksikan langsung oleh Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kabid Propam Polda Metro Jaya, Sekretariat SDM Polda Metro Jaya dan orang tua wali Fahri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 25 Januari 2022.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan . (Suara.com/Yasir)
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan . (Suara.com/Yasir)

"Hasil temuan supervisi tersebut yang dilakukan di RS Polri. Hasilnya yang dipimpin dokter Susan selaku spesialis mata hasilnya buta warna parsial. Ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan. Karena ini syarat mutlak untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna ini syarat utama dari sisi kesehatan yang harus dipahamkan," katanya.

Lebih lanjut, Zulpan mengungkap bahwa Fahri sendiri memang tercatat telah tiga kali mengikuti seleksi calon siswa Bintara. Rinciannya pada tahun 2019, 2020, dan 2021.

"Tahun 2019 yang bersangkutan dalam seleksi calon Bintara dinyatakan tidak memenuhi syarat atau TMS pada tahap pemeriksaan kesehatan dengan diagnosa buta warna parsial," ungkapnya.

"Kemudian pada tahun 2020 yang bersangkutan juga mengikuti tes dan gagal dinyatakan tidak memenuhi syarat dengan diagnosa buta warna parsial," imbuh Zulpan.

Viral

Kasus ini sebelumnya viral di media sosial usai akun Instagram, @jurnalisjunior mengunggah pengakuan Fahri. Dalam video tersebut, Fahri mengaku awalnya dinyatakan lulus seleksi calon siswa Bintara 2021 dengan peringkat 35 dari 1.200 peserta.

"Saya sudah dinas selama enam bulan dan saat mau berangkat pendidikan nama saya digantikan orang yang sudah gagal," ujarnya.

Fahri tersebut meminta agar dikembalikan haknya kembali untuk ikut pendidikan gelombang dua. Ia juga mengaku sudah berusaha sejak tahun 2018.

"Tapi ketika gelombang dua, nama saya digantikan oleh orang yang sudah gagal," tutur Fahri sambil menahan tangis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI