Suara.com - Kesehatan jamaah haji Indonesia dipantau perangkat Telejemaah. Alat Telejemaah bisa ukur detak jantung hingga tingkat stres.
Perangkat itu dikeluarkan Kementerian Kesehatan.Telejemaah memantau kondisi kesehatan anggota jamaah haji Indonesia, khususnya yang memiliki risiko kesehatan tinggi, selama menunaikan ibadah di Tanah Suci di Arab Saudi.
Perangkat Telejemaah dapat memonitor indikator kondisi kesehatan anggota jamaah haji seperti detak jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, langkah kaki, dan tingkat stres.
"Khusus untuk jamaah yang berisiko tinggi, untuk tahun ini kita mulai menggunakan Telejemaah. Jadi calon jamaah itu seperti punya jam untuk melihat detak jantung, berapa kali dia jalan, sehingga nanti itu langsung terkoneksi dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Jakarta, Selasa.
"Alat itu bisa memonitor dengan cepat apakah mereka ini sudah kelelahan atau ada penyakit yang mereka tanggung, sehingga bisa langsung kita arahkan untuk menuju fasilitas layanan kesehatan atau kita deteksi dan kita arahkan ke rumah sakit kita di sana," lanjut dia.
Perangkat Telejemaah tersebut akan menyampaikan tanda berupa getaran apabila mendeteksi indikator kelelahan atau gangguan kesehatan yang berisiko membahayakan pada pengguna.
Perangkat yang bentuknya serupa dengan jam tangan pintar itu, menurut dia, juga dilengkapi dengan pelacak GPS untuk memantau pergerakan anggota jamaah haji serta baterai yang bisa bertahan selama dua pekan pada tingkat pemakaian normal.
"Kalau habis bisa di-charge," katanya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana mengatakan bahwa penyiapan perangkat Telejemaah sudah dalam tahap final.
Jangkauan sistem perangkat tersebut, ia mengatakan, sedang diperluas agar keluarga jamaah dan otoritas terkait dapat memonitor kondisi kesehatan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.