Mahasiswa Biologi UI Ciptakan Energi Terbarukan dari Sampah Organik Selada Air, Menghasilkan Gas Metana

Selasa, 31 Mei 2022 | 10:26 WIB
Mahasiswa Biologi UI Ciptakan Energi Terbarukan dari Sampah Organik Selada Air, Menghasilkan Gas Metana
Ilustrasi gas metana. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa Biologi Universitas Indonesia ciptakan energi terbarukan dari sampah organik selada air. Dari sampah organik itu diklaim menghasilkan gas metana.

Mahasiswa UI terdiri atas Ermita Rizki Umaya, Balqis Jihaan Nabila Budi, Margaretta Elsa Damayanti, Nalia Atalla Ramadhieni, dan Syahira Andini.

Mahasiswa UI itu dari Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) angkatan 2018. Sampah organik itu dari tanaman selada air (Pistia stratiotes).

"Penelitian yang kami lakukan ini berupa review studi-studi terdahulu dan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk aplikasi Pistia stratiotes dalam produksi biogas di skala besar," kata pembimbing mahasiswa UI Saifudin dalam keterangannya, Selasa.

Baca Juga: 4 PTN Buka Tes Jalur Mandiri Online, Bisa Dikerjakan di Rumah

Dosen dengan kepakaran botani tersebut menjelaskan, pembentukan biogas dengan P. stratiotes sebagai bahan dasar diawali dengan pre-treatment untuk menghilangkan pengotor.

Di bawah bimbingan Saifudin tersebut tim menuangkan ide gagasan berjudul "Utilization of Pistia stratiotes L. Biogas As Renewable Energy Source" ke dalam sebuah paper ilmiah yang turut disajikan dalam bentuk poster dan video dengan konten visual yang menarik dan mudah dipahami publik.

Saifudin mengatakan bahwa pendekatan alternatif berupa energi terbarukan dapat menjadi solusi, salah satunya dengan menggunakan biogas dari biomassa tanaman, seperti Pistia stratiotes.

Kandungan hemiselulosa P. stratiotes berperan sebagai substrat dalam proses fermentasi, sehingga menghasilkan gas metana (CH4), yang diketahui merupakan komponen utama biogas.

Sejak 1980 hingga sekarang, menurutnya, penelitian terkait produksi biogas menggunakan P. stratiotes telah mengalami berbagai perkembangan terkait potensi serta metode produksinya, tetapi memiliki kesenjangan informasi (information gap) terkait metode manakah yang terbaik, serta pengaplikasiannya di lanskap masyarakat.

Baca Juga: Startup Energi Terbarukan Siap Unjuk Gigi di [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022

Selanjutnya, dilakukan proses anaerobic digestion yang merupakan serangkaian proses fermentasi. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi metode, yakni batch, continuous, photofermentation, separate hydrolysis and fermentation (SHF), dan semi-batch. Proses-proses tersebut akan menghasilkan produk utama biogas, yakni gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan produk sampingan lainnya.

"Di antara kelima metode tersebut, tim menyimpulkan bahwa semi-batch lah yang merupakan metode paling baik dalam menghasilkan biogas untuk aplikasi skala besar. Selain aplikatif, kami menilai metode semi-batch dapat memenuhi nilai keekonomian sehingga tidak membebankan masyarakat jika nanti gas yang diproduksi sudah siap didistribusikan," ujarnya.

Tim mahasiswa FMIPA UI kemudian membawa gagasan cemerlang ini dalam ajang internasional “Paper Competition MARS9” yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta.

Inovasi tersebut mengantar tim ini melangkah ke babak final dengan keputusan pemenang yang telah ditentukan pada 20 Mei 2022 lalu.

Dalam final diumumkan bahwa gagasan Tim FMIPA UI meraih penghargaan sebagai Best Poster. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI