Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 30 Mei 2022 | 15:15 WIB
Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh
Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh - Ilustrasi etnis. [Yogendra Singh/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apakah anda menganggap budaya atau etnis yang dimiliki lebih baik dibandingkan lainnya? Jika iya, maka kalian masih Etnosentrisme. Apa itu Etnosentrisme?

Sebenarnya dari pertanyaan di atas sudah bisa digambarkan apa itu Etnosentrisme. Beberapa pakar telah memberikan definisi dan pengertian Etnosentrisme yang lebih mudah dipahami.

Memiliki Etnosentrisme dalam diri juga dapat mengancam keberlangsungan persatuan bangsa dan kerukunan umat. Bagaimana bisa seperti itu?

Nah, beberapa pertanyaan di atas akan terjawab dalam artikel ini. Suara.com telah merangkum informasi tentang Etnosentrisme dari berbagai sumber berikut ini.

Baca Juga: Tanpa Suu Kyi, Myanmar Menentang Kasus Rohingnya di Mahkamah Internasional

Pengertian Etnosentrisme

Menurut Irianto mendefinisikan Etnosentrisme dalam tulisannya "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme Di Indonesia" (2013). Menurutnya, Etnosentrisme adalah kecendrungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul diandingkan dengan budaya etnik lain

Gagasan semacam ini selalu melihat segala sudut sesuatu dari sudut pandang etniknya sendiri. David G. Myers dalam buku "Psikologi sosial" (2012) bahkan menyebut orang dengan pemikiran Etnosentrisme meyakini superioritas kelompok etnis dan kelompok kebudayaannya serta menganggap hina kelompok lain.

Penyebab Etnosentrisme

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri.

Baca Juga: Demi ke Malaysia, Pengungsi Rohingnya di Aceh Kabur dan Sembunyi di Rawa-rawa

Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya jika berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan dan agama.

Jika mengacu dari definisi di KBBI, maka sikap etnosentris ini tidak hanya mempersoalkan budaya atau adat istiadat saja. Tapi mereka juga menyinggung bahasa dan agama orang lain.

Lantas apa penyebab Etnosentrisme bisa muncul pada diri seseorang atau sekelompok masyarakat?

Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan timbulnya entosentrisme. Menurut Abu Ahmadi di "Psikologi Sosial" (2007, edisi revisi), setidaknya ada 5 faktor penyebab Etnosentrisme.

  • perbedaan fisik (biologis),
  • perbedaan lingkungan (geografis),
  • perbedaan kekayaan (status sosial),
  • perbedaan kepercayaan,
  • perbedaan norma sosial

Dampak Etnosentrisme

Ada beberapa dampak negatif Etnosentrisme yang merugikan suatu bangsa. Dilansir barki.uma.ac.id, berikut ini di antaranya:

  • Dapat memicu konflik antar suku
  • Memunculkan berbagai macam aliran politik
  • Menghambat asimilisai budaya yang berbeda satu sama lain

Namun apakah Etnosentrisme selalu memberikan efek buruk? Ternyata tidak, jika tidak terlalu berlebihan. Sikap etnosentrisme akan berdampak baik bagi individu maupun masyarakat. Berikut ini beberapa dampak positif dari etnosentrisme.

  • Menumbuhkan semangat patriotisme
  • Menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan
  • Mempertinggi rasa cinta tanah air atau terhadap bangsa sendiri.

Contoh Etnosentrisme

Indonesia memiliki beragam suku bangsa, agama, bahasa dan ras. Hal ini membuat contoh Etnosentrisme yang terjadi di Indonesia pun cukup banyak.

Bahkan beberapa di antaranya sampai menimbulkan konflik yang meninggalkan korban jiwa. Bukan bermaksud untuk mengungkit kejadian kelam, tapi contoh Etnosentrisme ini bisa menjadi pengingat agar tindakan dan pemikiran seperti ini tidak kita biarkan begitu saja.

Salah satu contoh Etnosentrisme yang kemudian menimbulkan kasus intoleran terhadap etnis adalah Konflik Sampit tahun 2001. Konflik ini melibatkan etnis Dayak dan etnis Madura.

Menurut Elia Nurindah Sari dan Samsuri dalam tulisannya di Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Fisip UNAND menjelaskan bahwa Konflik Sampit dilatarbalakangi oleh hal yang sepele. Pertikaian yang sering terjadi dipicu oleh kedua belah kubu memiliki etnosentrisme yang tinggi.

Orang Madura biasa membawa parang ketika bepergian, akan tetapi orang Dayak menilai hal ini dengan sudut pandang lain. Bagi orang Dayak membawa parang dianggap sebagai sikap siap mengajak bertarung. Maka dari itu jika terjadi masalah sepele pun dapat berakibat besar.

Seperti itulah penjelasan tentang apa itu Etnosentrisme mulai dari pengertian, penyebab, dampak hingga contohnya. Apakah kalian sudah paham?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI