Suara.com - Untuk pertama kalinya, Presiden Ukraina menyapa publik Indonesia sejak invasi Rusia ke negara itu. Dalam sambutannya, Volodymyr Zelenskyy menyebut invasi Rusia membawa kelaparan dan krisis global.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk pertama kalinya menyapa publik Indonesia secara daring (27/5).
Zelenskyy berbicara pada forum yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), sebuah komunitas yang fokus pada kebijakan hubungan internasional.
Berbicara dalam bahasa Ukraina, Zelenskyy menuding upaya Rusia dalam memutus jalur distribusi barang Ukraina yang berdampak pada kehancuran global.
Baca Juga: Presiden Biden Tuding Rusia Coba Hilangkan Budaya Dan Identitas Rakyat Ukraina
"Saat ini Rusia telah memutus akses di laut hitam, dan menduduki wilayah di sepanjang tepi pantai Laut Azov. Akibat dari agresi militer ini, sebagian besar rute perdagangan tradisional Ukraina telah terputus. Saat ini 22 juta ton gandum yang tertahan dan tidak bisa didistribusikan ke seluruh penjuru dunia,” ungkap Zelenskyy.
Perekonomian Ukraina ditopang oleh sektor pertanian yang sekaligus menjadi sektor terpenting di negara itu. Ukraina mendapat julukan keranjang roti Eropa karena menjadi pengekspor gandum terbesar di dunia. Upaya Rusia untuk memblokade jalur perdagangan Ukraina berdampak pada terputusnya jalur distribusi barang, termasuk sektor pangan.
"Krisis gandum, sereal, dan produk makanan membawa bencana, negara-negara yang secara tradisional mengekspor produk pangan kini harus keputusan untuk memotong ekspornya pada produk pertanian. Hal ini untuk mencegah krisis dalam negeri dan melindungi kebutuhan konsumsi dalam negeri,” papar Zelenskyy.
Pria yang menjabat posisi sebagai presiden Ukraina sejak 2019 itu menyebut, terputusnya pasokan pangan akibat invasi Rusia telah mendorong potensi bencana kelaparan dan melambungnya harga pangan secara global.
Zelenskyy menyebut "kelaparan akan membawa kekacauan politik, dan memimbulkan kehancuran pada kehidupan sosial.”
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut perang yang terjadi di Ukraina akan mengancam ketahanan pangan global.
Termasuk berpotensi untuk memperburuk krisis pangan di Afrika. Di tengah blokade Rusia terhadap jalur distribusi ekspor, Pemerintah Ukraina terus berupaya mengirimkan suplai ekspor gandumnya melalui jalur darat dengan menggunakan kereta api. Nantinya produk ekspor tersebut akan dibawa dengan kapal dari pelabuhan-pelabuhan besar di Eropa.
Meski demikian Zelenskyy menyebut "Rusia tetap ingin memotong upaya kami dengan cara menghancurkan jembatan-jembatan dan infrastruktur sipil.”
Seberapa besar pengaruh dukungan Indonesia untuk Ukraina?
Momen Zelenskyy menyapa publik Indonesia juga menjadi kesempatan perdana bagi Presiden Ukraina itu berbicara kepada publik di Asia Tenggara.
Guru Besar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Evi Fitriani menilai langkah Zelenskyy menyapa publik Indonesia tidak lepas dari kondisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia kan negara yang disegani dan dianggap pemimpin di Asia Tenggara, apalagi suara publik di Indonesia cenderung tidak mendukung Ukraina. Jadi perlu bagi Zelenskyy untuk bicara dengan rakyat Indonesia secara langsung,” ungkap Evi Fitriani kepada DW Indonesia.
Ia juga menambahkan posisi Indonesia sebagai presidensi G20 juga dinilai potensial bagi Ukraina untuk mencari dukungan global. Sejauh ini Pemerintah Indonesia tetap bersikap netral terhadap krisis yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia terus membuka jalur diplomasi dan kompromi antara Ukraina dengan Rusia. Salah satunya dengan mengundang Ukraina dalam acara puncak G20 pada November 2022.
"Saya berharap G20 dapat mencari solusi dan jalan keluar,” ungkap Zelenskyy dalam pertemuan tersebut.