Indonesia Dilewati Fenomena Bulan Hitam Akhir Mei 2022, Catat Tanggalnya

Minggu, 29 Mei 2022 | 17:21 WIB
Indonesia Dilewati Fenomena Bulan Hitam Akhir Mei 2022, Catat Tanggalnya
Keutamaan beribadah di malam Nisfu Syaban. Ilustrasi. [Dok. BBC/Getty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia akan dilewati fenomena bulan hitam akhir Mei 2022. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bulan hitam dapat disaksikan di Indonesia pada akhir Mei 2022, yang dapat menyebabkan naiknya pasang laut.

Fase bulan baru keenam pada 2022 terjadi pada 30 Mei pukul 11.30.08 Universal Time (UT).

Sehingga, untuk wilayah Eropa bagian Timur, Indonesia, hingga Kepulauan Line baru akan mengalami bulan hitam di penghujung Mei 2022.

Ada empat definisi bulan hitam yang berbeda-beda. Pertama, bulan hitam adalah fase bulan baru yang kedua dalam satu bulan Masehi.

Baca Juga: BRIN Ajak Warga Perbaiki Arah Kiblat Pada 15 Juli 2022

Fenomena tersebut cukup sering terjadi karena berlangsung periodik dengan periode 29 bulan.

Kedua, bulan hitam adalah fase bulan baru ketiga dalam musim astronomis yang mengandung empat fase bulan baru. Fenomena tersebut terjadi setiap 33 bulan.

Ketiga, bulan hitam adalah fenomena di mana tidak terdapat fase bulan baru di bulan Februari. Fenomena itu terjadi setiap 19 tahun sekali.

Keempat, bulan hitam adalah fase bulan purnama di bulan Februari. Fenomena tersebut terjadi setiap 19 tahun sekali.

"Sebagaimana fase bulan baru pada umumnya, bulan hitam dapat mengakibatkan naiknya pasang laut dibandingkan hari-hari lainnya ketika konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari tidak segaris jika diamati dari atas kutub. Masyarakat diimbau agar tidak melaut saat air laut sedang pasang," kata peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi Edukasi Sains Antariksa BRIN di Jakarta, Minggu.

Baca Juga: Siapa Cepat Dia Dapat! Ini 7 Kode Redeem FF 29 Mei 2022

Andi menuturkan fenomena bulan hitam bisa terjadi berbeda-beda di setiap tempat dikarenakan zona waktu yang digunakan berbeda-beda di setiap tempat.

Selain itu, jatuhnya fase bulan baru untuk setiap lunasi juga berbeda-beda. Sehingga, ada wilayah yang mengalami bulan hitam tripel, ada wilayah yang mengalami bulan hitam ganda dan ada wilayah yang hanya mengalami bulan hitam sekali saja.

Andi mengatakan bulan hitam secara kasat mata memang tidak dapat dilihat karena konfigurasi Bumi-Bulan Matahari yang terlihat pada satu garis lurus jika diamati dari atas kutub, sehingga permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak terkena cahaya Matahari dan Bulan tampak gelap.

Setiap dua hingga lima kali setahun, konfigurasi tersebut bertepatan dengan ketika Bulan berada di titik simpul orbit (perpotongan ekliptika dan orbit Bulan) sehingga bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi dan mengakibatkan Gerhana Matahari.

Bulan hitam sebagai bulan baru kedua di dalam bulan Masehi sebelumnya pernah terjadi di Indonesia pada 31 Oktober 2016 dan 30 Agustus 2019. Fenomena itu akan terjadi kembali pada 31 Desember 2024 dan 30 September 2027.

Sedangkan, bulan hitam sebagai bulan baru ketiga di dalam musim astronomis yang mengandung empat fase bulan baru sebelumnya pernah terjadi di Indonesia pada 22 Agustus 2017 dan 19 Agustus 2020. Fenomena tersebut akan terjadi kembali pada 19 Mei 2023 dan 23 Agustus 2025.

Sementara itu, bulan hitam tripel (dua bulan hitam di akhir bulan Masehi dan tidak ada bulan baru di bulan Februari) pernah terjadi di Indonesia, Amerika Serikat dan Kanada bagian timur pada 2014 dan akan terjadi kembali pada 2033 mendatang.

Selain itu, bulan hitam sebagai fenomena ketika tidak ada fase bulan purnama di bulan Februari (sehingga terdapat bulan biru ganda di akhir Januari dan akhir Maret), pernah terjadi di Indonesia, Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko pada 2018 dan akan terjadi kembali pada 2037. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI