Suara.com - Suami salah satu guru yang tewas dalam tragedi penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Texas, Amerika Serikat, pada Selasa (25/05) lalu, dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung, dua hari setelah insiden tersebut.
Joe Garcia adalah suami Irma Garcia, yang sudah mengajar selama 23 tahun di SD Robb, Kota Uvelde.
Irma merupakan satu dari dua guru yang tewas di tangan penembak. Jumlah korban tewas mencapai 21 orang, 19 di antara mereka anak-anak.
Joe dan Irma, sudah menikah selama 24 tahun dan memiliki empat orang anak.
Baca Juga: Lewat Medsos, Penembak Texas Ancam Akan Bunuh dan Memerkosa Remaja
Di Twitter, John Martinez selaku sepupu Irma mengatakan bahwa Joe "meninggal dunia karena duka" yang dialaminya setelah kepergian sang istri.
https://twitter.com/fuhknjo/status/1529870121023557632
Media setempat melaporkan Joe meninggal dunia akibat serangan jantung mematikan.
Pasangan suami istri itu meninggalkan empat anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Rentang usia mereka 12 sampai 23 tahun.
Baca juga:
Baca Juga: Penembakan Massal di Sekolah Texas, Polisi Akui Salah Tidak Segera Sergap Pelaku
- Teman ungkap pelaku penembakan di Texas 'orang yang aneh' dan pendiam
- 'Generasi penembakan massal': Bagaimana serangan senjata membentuk anak-anak sekolah di AS
- Budaya senjata api di Amerika Serikat dalam infografis
Setelah penembakan mematikan di Uvalde, Martinez mengatakan kepada New York Times bahwa Irma Garcia ditemukan oleh petugas, sedang "memeluk anak-anak sampai mengembuskan napas terakhirnya".
"Dia mengorbankan dirinya melindungi anak-anak di kelasnya," tulis Martinez di laman situs penggalangan dana. "Dia adalah seorang pahlawan".
Irma Garcia dan Eva Mireles yang tewas dalam penembakan itu, sudah menjadi rekan kerja selama lima tahun. Jika durasi karier mereka digabungkan, keduanya telah mengabdi sebagai guru selama 40 tahun.
Berita meninggalnya Joe Garcia muncul di tengah meningkatnya seruan reformasi senjata di AS.
Sebelumnya pada Kamis (26/05), kelompok aktivis mendemo parlemen di dekat Gedung Capitol, Washington DC, mendesak peningkatan pengendalian senjata.
"Ini adalah pilihan. Ini bukannya tidak bisa dihindari. Ini bukannya tidak bisa diubah," kata Senator Chris Murphy, seorang anggota Partai Demokrat dari Connecticut.
"Negara kita adalah negara satu-satunya di dunia, yang ketika anak-anaknya pergi ke sekolah mereka berpikir apakah mereka akan bertahan hidup," tambahnya.