Diskusi Soal Stigma Perempuan Sering Kali Dianggap Rendah dalam Berbagai Hal, Warganet: Pengaruh Budaya Patriarki

Minggu, 29 Mei 2022 | 06:26 WIB
Diskusi Soal Stigma Perempuan Sering Kali Dianggap Rendah dalam Berbagai Hal, Warganet: Pengaruh Budaya Patriarki
Netizen pertanyakan soal stiga wanita yang kerap kali dianggap lebih rendah dari laki-laki (Twitter/ @AREAJULID)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun Twitter @AREAJULID bagikan cuitan netizen yang membahas masalah kesetaraan antara seorang wanita dan laki-laki.

Cuitan tersebut diunggah pada Sabtu (28/05/22).

Dalam cuitannya, netizen ini mengunggah sebuah foto yang berisi beberapa pertanyaan terkait dengan berbagai fenomena seorang wanita yang kerap kali dianggap lebih rendah dibanding laki-laki.

Awalnya netizen ini mempertanyakan soal mengapa masa lalu wanita sulit diterima oleh laki-laki dan keluarganya.

Baca Juga: Dianggap Bawa Isu Gender saat Buat Cuitan Soal Video Citra Kirana, Netizen Ini Kena Serang Publik

Berbeda dengan laki-laki, seburuk apapun masa lalunya akan tetap bisa diterima oleh wanita dan keluarganya.

"Kenapa masa lalu pria yang sangat buruk lebih bisa diterima oleh wanita dan keluarganya yang jadi masa depannya. Hanya karena kalimat bersedia bertanggung jawab. Dari pada masa lalu wanita yang tidak sebanding apa-apanya dibanding kebobrokan pria, lebih sulit diterima pria dan keluarganya yang jadi masa depannya?" tanya netizen ini.

Netizen yang tidak diketahui identitasnya ini juga mempertanyakan soal mengapa janda lebih dianggap rendah dari pada seorang duda.

"Kenapa janda lebih dianggap rendah dari pada duda? Bukankah wanita cerai karena kebre******* suaminya?" lanjut netizen ini.

Beberapa pertanyaan dari netizen ini pun menyulut berbagai respons dari warganet. Banyak warganet yang mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena budaya patriarki yang masih berkembang di Indonesia.

Baca Juga: Bikin Nangis! Anonim Ini Curhat Ibunya Diindikasi Kena Serangan Jantung Gara-gara Tahu Anaknya Benasib Buruk di Kampus

"Pengaruh budaya patriaki yang menjunjung tinggi kedudukan laki-laki tuh di atas perempuan. Seakan-akan menekankan bahwa, perempuan nggak 'bisa hidup' tanpa laki-laki. Ketika status perempuan berubah menjadi janda, dia dianggap nggak menghidupi dirinya sendiri atau anak-anaknya," ungkap warganet.

"Pengaruh budaya patriarki deh nder. Seakan-akan perempuan yang diceraikan itu karena laki-laki udah nggak mau sama dia, selain itu ada konotasi 'bekas'. Laki-laki dianggap yang punya 'power dan kuasa', jadi perempuan harus "'nurut dan manut'. Sulit ngerubah mindset gini di masyarakat," kata warganet.

"Pemikiran kolot susah di ubah," terang warganet.

"Pengaruh budaya patriarki nih," tulis warganet.

"Karena di Indonesia budaya patriarkinya masih tinggi banget. Selalu mikir laki-laki itu kedudukannya lebih tinggi dari perempuan. Makanya gue sering banget koar-koar dan ngubah mindset orang terdekat dulu, buat mikir kalo perempuan itu bisa setara sama laki-laki," ujar warganet.

"Sebenernya enggak bisa dipukul rata secara general juga lah. Jatuhnya enggak adil kalau kayak gitu mah. Tapi emang enggak bisa dipungkiri, karena mayoritas masih punya pemikiran kayak gitu ya. Jadinya asumsi enggak masuk logika di atas tuh bersifat umum secara enggak langsung," tambah warganet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI