Suara.com - Media internasional turut memberitakan hilangnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, Kamis (26/5/22) pukul 09.45 waktu setempat. Media Swiss, 20 Minuten, bahkan turut membagikan foto terbaru Eril.
Status Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat membuat sorotan media internasional begitu kencang. Belum lagi lokasi kejadian, yakni Sungai Aare merupakan salah satu lokasi wisata terkenal di Swiss, terutama Kota Bern.
Media Swiss termasuk yang menyoroti kejadian ini. Maklum saja, setiap tahun, selalu ada saja berita pengunjung wisata terseret arus deras Sungai Aare. Kejadian yang dialami Eril membuat catatan di Sungai Aare bertambah.
20 Minuten termasuk media Swiss yang memberikan update terbaru mengenai pencarian Eril sejak Kamis (26/5/22) lalu. Mereka menyebut bahwa Eril merupakan putra pertama dari Ridwan Kamil, seorang Gubernur Jawa Barat.
Baca Juga: Rara Pawang Hujan Jawab Santai Tudingan Pansos Gegara Ramal Anak Ridwan Kamil
Dalam pemberitaannya, 20 Minuten turut mengunggah foto terbaru Eril sebelum terseret arus deras Sungai Aare. Foto itu merupakan bagian dari grafis yang dibuat KBRI Bern.
20 Minuten memberitakan jika kali terakhir bermain di Sungai Aare, Eril menggunakan kaos berwarna biru dan celana pendek hitam. Eril sendiri berusia 23 tahun dan memiliki tinggi sekitar 175 sentimeter.
"Seorang turis Indonesia hilang di kawasan Bern sejak Kamis pagi, dan terakhir terlihat di Aare antara Eichholz dan Marzili," tulis 20 Minuten dalam berita terbarunya.
"Jika Anda menemukan pria tersebut, harap menghubungi KBRI Bern di 0786210541," lanjut 20 Minuten.
Pencarian terhadap Eril sendiri kembali dilakukan pada Sabtu pagi waktu setempat atau sekitar 13.30 WIB. Pencarian menggunakan berbagai peralatan dengan menjangkau radius 8 kilometer dari lokasi awal Eril berenang.
Pencarian tak sekadar menggunakan perahu yang mengarungi Sungai Aare. Pihak kepolisian Bern bersama tim SAR menggunakan drone canggih yang dilengkapi sensor panas tubuh.
Jika kondisi Sungai Aare tak lagi keruh, seperti sekarang ini, pencarian memungkinkan dilakukan dengan metode penyelaman. Air keruh itu disebabkan lelehan salju.
"Pada saat itu suhu air diperkirakan 16 derajat Celcius dengan arus yang cukup kuat," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Muliaman Darmansyah Hadad dalam konferensi pers virtual, Sabtu (28/5/22) pagi waktu setempat.
Dari informasi yang didapat KBRI Bern, kasus ini terjadi berulang. Bahkan, dalam laporan terbaru, kasus wisatawan terseret arus Sungai Aare antara 15-20 orang.
"Kemarin kita tanyakan pada pihak polisi dan SAR. Setiap tahun kejadian serupa terjadi 15 sampai 20 kasus," tutur Muliaman.
Pihak keluarga masih berharap Eril dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Eril sendiri berada di Swiss bersama ibunya untuk mencari universitas guna melanjutkan pendidikan S2.
Sebelum berangkat ke Swiss, Eril sudah merampungkan gelar S1 jurusan Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kontributor : Lukman Hakim