Suara.com - Kafe yang berada di lantai 11 Hotel 101 Urban, Jalan Taman Kebon Sirih 1, Jakarta Pusat, didemo warga Kampung Bali lantaran suara bising yang terdengar hingga pemukiman. Suara bising tersebut berasal dari acara live music yang dihelat pihak kafe.
Karena kerap berulang, warga melakukan unjuk rasa pada Kamis (26/5/2022) kemarin sore. Intinya, warga meminta agar hak atas kenyamanan dan ketentraman tetap terjaga.
Ketua RW 10 Kelurahan Kampung Bali, Olan Rahadian (49) mengatakan suara bising dari acara live music itu kerap terdengar ketika menjelang adzan magrib berkumandang. Tidak jarang kebisingan juga mendarat di pemukiman warga ketika memasuki isya.
"Kadang-kadang mau magrib sudah bunyi, padahal udah mau adzan, sering terjadi. Isya juga begitu," ucap Olan saat dijumpai di kediamannya di RW.10, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022).
Baca Juga: Tak Digubris OJK, Nasabah Asuransi Bumiputera Berdemo di DPRD Batam: Dana Tak Kunjung Dicairkan
Menurut Olan, jika pihak kafe hendak menggelar live music, sebaiknya berlangsung selepas Isya. Jika hari biasa, yakni Senin sampai Jumat, sebaiknya acara berakhir pada pukul 21.00 WIB.
Jika akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, acara boleh berakhir satu jam lebih lama, yakni pukul 22.00 WIB. Menurut Olan, hal itu sudah masuk dalam batas wajar.
"Ya efektifnya sih abis Isya. Acara live musik itu hari biasa itu sampai jam 9, hari berikutnya atau malam libur okelah kami toleransi sampai jam 10 masih bisa," papar dia.
Warga, kata Olan, sebenarnya tidak masalah dengan acara live music yang kerap diselenggarakan pihak kafe. Hanya saja, warga ingin agar pihak kafe memahami soal kenyamanan dan ketentraman lingkungan sekitar.
"Artinya kita sama-sama di lingkungan. Kita berusaha menerima baik siapapun, cuma saya bilang, bikinlah standarisasi sound, jangan sampai warga komplainnya ke rw lagi," jelasnya.
Digeruduk Kamis Sore
Olan menjelaskan, acara di kafe tersebut berlangsung pada Rabu (25/5/2022) sejak pukul 16.00 WIB. Memasuki pukul 19.00 WIB, suara yang ditimbulkan menjadi makin bising dan membikin warga terganggu.
Memasuki pukul 21.00 WIB, warga makin terganggu lantaran suara dari acara live music di kafe tersebut tidak kunjung mereda. Hingga pada akhirnya, Olan selaku Ketua RW. 10 mengumpulkan pihak RT yang berada di lingkungannya.
"Begitu jam 8 atau 9 malam ternyata makin gede juga suaranya. Nah jam setengah 10 saya kontak RT-RT untuk kemudian mediasi ke pihak hotel," papar Olan.
Singkatnya, Olan dan jajaran RT yang bernaung di bawah RW. 10 mendatangi Hotel 101 Urban yang berada di pinggir jalan raya. Hingga pada akhirnya, pertemuan warga dengan managemen hotel -- minus managemen kafe -- berakhir pada pukul 23.00 WIB.
Dalam pertemuan tersebut, Olan mewakili warga meminta agar suara dikecilkan. Namun, respons dari managemen hotel hanya sebatas pada kata 'maaf' dan 'baik' saja -- dan tak ada solusi yang diberikan kepada warga.
"Saya bilang: Pak, kami datang ke sini minta dikecilin suaranya. Jangan hanya dijawab maaf, baik, maaf, baik saja tapi tidak ada solusinya. Saya minta manager kafe turun," ucap Olan.
Hanya saja pihak managemen kafe tak kunjung muncul dan menemui warga saat itu. Singkatnya, tepat pada pukul 23.00 WIB warga kembali ke kediaman masing-masing.
Hanya saja, selepas warga pulang, suara dari acara di kafe tersebut makin menjadi-jadi. Suara itu berganti menjadi musik DJ.
"Akhirnya kami balik jam 11 malam, ternyata kan di ujung jalan ada pos. Katanya suaranya masih terdengar jam 11 sampai 12 malam ternyata masih musik dugem setelah live musik. Acara DJ," papar Olan.
Kata Olan, jika sampai pukul 00.30 WIB suara tak kunjung mereda, warga akan kembali menyambangi hotel tersebut. Namun tepat pada pukul 24.00 WIB suara telah mereda.
Tepat pada Kamis (26/5/2022) warga RW. 10 kembali mengadakan pertemuan guna membahas permasalahan tersebut. Sontak, warga yang telah jengan sepakat menggelar aksi unjuk rasa secara damai di depan hotel.
Dalam aksi tersebut, Olan yang mewakili warga terlebih dahulu meminta izin kepada Lurah Kampung Bali. Hingga pada pukul 16.00 WIB, warga dengan sejumlah poster tuntutan menggelar aksi unjuk rasa di depan hotel.
"Warga maunya ada reaksi yaitu demo, spontan. Selepas dzuhur. Jam 4 kami aksi bawa poster aksi damai. Dan satu jam sebelumnya saya tetap izin ke Bu Lurah kalau kami mau aksi demo damai spontan karena apa yang kami suarakan tidak dianggap" jelas Olan.
Karena hari Kamis merupakan tanggal merah -- Kenaikan Isa Almasih -- pihak managemen hotel dan kafe tidak menemui warga. Meski demikian, kata Olan, aksi tersebut adalah bukti nyata jika warga sudah resah dengan kebisingan yang berulang tersebut.
Aksi unjuk rasa warga pertama kali diwartakan oleh @kabar.jakpus. Dalam narasinya, warga merasa terganggu lantaran acara pertunjukan musik di kafe itu begitu bising.
Dalam unggahan itu pula, terdapat sejumlah foto terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan warga. Terlihat, warga membawa poster tuntutan dengan berbagai kalimat.
Misalnya, "Jangan Ganggu Jam Istirahat Kami" hingga "Jangan Rampas Ketentraman Warga Kampung Bali". Aksi itu juga diikuti oleh anak-anak, ibu-ibu, hingga warga dewasa lainnya.