Canberra berniat "meningkatkan” dana hibah bagi negara
Kepulauan pasifik senilai USD 350 juta atau sekitar Rp. 510 triliun untuk pelatihan militer dan kepolisian, keamanan laut dan infrastruktur ramah iklim.
Saat ini Wong sedang ibu kota Fiji, Sufa, untuk merundingkan rencana tersebut dengan pemerintah setempat.
Manuver diplomatik Cina di Selatan Pasifik juga ditolak Selandia Baru yang menilai intervensi Beijing tidak dibutuhkan di kawasan tersebut.
"Kita di lingkup Pasifik sudah punya alat dan kemampuan untuk merespons setiap masalah keamanan yang muncul, dan Selandia Baru berkomitmen terhadap hal tersebut,” kata Perdana Menteri Jacinda Ardern.
Semai konflik di Selatan Pasifik
Rencana Cina, jika disetujui, dipercaya bakal semakin mengikat negara Kepulauan Pasifik ke dalam lingkup pengaruh Beijing.
Karena selain berhak mengirimkan kepolisian dalam skenario kerusuhan massal, Cina juga akan melatih korps diplomatik dan menyediakan "beasiswa” bagi 2.500 pegawai negeri.
"Adalah hal langka bahwa ada dokumen yang membuktikan ambisi Cina memosisikan dirinya sebagai adidaya keamanan regional,” kata Mihai Sora, analis politik internasional di lembaga wadah pemikir AS, Lowy Institute.
Baca Juga: Menlu Wang Yi: China Dukung Indonesia Jalankan Tugasnya sebagai Tuan Rumah KTT Bali
Sementara Anne-Marie Brady, Guru Besar Politik di Universitas Canterbury, Selandia Baru menilai, rangkaian lawatan Wang Yi merupakan manuver Cina untuk melemahkan posisi Amerika Serikat. "Ini adalah gerakan menjepit.