Suara.com - Menlu Cina Wang Yi awali kunjungan 10 hari ke 8 negara di Kepulauan Pasifik di Solomon. Sebagai reaksi, Australia menugasi Menlu Penny Wong ke Fiji untuk menjauhkan jirannya itu dari pengaruh Beijing.
Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, ditemani delegasi beranggotakan 20 orang sudah mendarat di Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon, Kamis (26/5).
Kedua negara sebelumnya sepakat memadu lebih erat aliansi keamanan dan politik, selain tema ekonomi. Honiara adalah tujuan pertama Wang Yi yang diagendakan mengunjungi delapan negara Kepulauan Pasifik selama 10 hari ke depan.
Lawatannya itu ramai ditafsirkan sebagai upaya Beijing memperluas pengaruh militer dan politiknya di kawasan. Wang Yi dikabarkan membawa serta paket bantuan pembangunan bernilai jutaan US Dollar untuk ke10 negara di Selatan Pasifik itu.
Selain itu, Cina juga menawarkan perjanjian perdagangan bebas dan pengurangan tarif impor. Sebagai timbal baliknya, Cina menawarkan rencana kerja sama selama lima tahun yang dirancang untuk membetoni pengaruh Beijing di kawasan.
Dalam dokumen yang bocor dan diverifikasi oleh AFP, Cina menawarkan jasa pelatihan kepolisian, membantu pembangunan infrastruktur keamanan siber, melakukan pemetaan dasar laut dan akses terhadap sumber daya alam yang lebih besar.
Dokumen berjudul "visi pembangunan komperhensif” itu diyakini bakal ditandatangani ketika Wang Yi bertemu menteri-menteri luar negeri regional di Fiji, Senin (30/5) depan.
Australia merespons cepat Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese yang baru dilantik bereaksi sangat cepat dan pada hari Kamis mendadak mengirimkan Menteri Luar Negeri Penny Wong dalam misi diplomasi ke Fiji.
Padahal Wong, yang baru menjabat sejak lima hari lalu, baru saja tiba Rabu (25/5) malam dari perjalanan dinas di Tokyo, Jepang.
Baca Juga: Menlu Wang Yi: China Dukung Indonesia Jalankan Tugasnya sebagai Tuan Rumah KTT Bali
"Kita harus merespons lawatan ini karena merupakan bagian dari upaya Cina memperluas pengaruhnya di kawasan, di mana Australia sudah menjadi mitra keamanan terpenting sejak Perang Dunia II,” kata Albanese kepada stasiun televisi ABC.