Kawal Kasus UAS, Fadli Zon Kritik Diplomasi Singapura: Belepotan dan Kualitas Seperti 'Banana Republic'

Kamis, 26 Mei 2022 | 14:24 WIB
Kawal Kasus UAS, Fadli Zon Kritik Diplomasi Singapura: Belepotan dan Kualitas Seperti 'Banana Republic'
Ketua BKSAP DPR RI, DR. H. Fadli Zon. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penolakan Ustaz Abdul Somad oleh Singapura beberapa waktu lalu masih mendapat sorotan sampai saat ini. Termasuk yang masih ikut berkomentar adalah Anggota DPR RI, Fadli Zon.

Sejauh ini Fadli Zon masih menunjukkan dukungannya terhadap UAS dan menilai kebijakan Singapura kurang tepat.

Bahkan, yang terbaru, Fadli Zon menilai kualitas diplomasi Singapura semakin buruk. Fadli juga menganalogikan kualitasnya serupa "banana republic".

Pernyataan ini Fadli sampaikan saat ia mengomentari penilaian Singapura mengenai UAS. Melansir pemberitaan CNN Indonesia, Singapura menilai UAS bisa mengancam keamanan dan keharmonisan warga.

Baca Juga: Soroti Kasus Penolakan Ustaz Abdul Somad, Ade Armando: Terus Menyebarkan Narasi Kebencian

"Diplomasi Singapura semakin belepotan dan kualitasnya seperti 'banana republic'," ujar Fadli Zon, seperti dilansir Suara.com dari akun Twitter-nya, Kamis (26/5/2022).

Fadli Zon kritik kualitas diplomasi Singapura yang disamakan dengan Banana Republic usai Menteri Dalam Negeri, K Shanmugam, mengungkap alasan menolak Ustaz Abdul Somad (UAS). (Twitter/@fadlizon)
Fadli Zon kritik kualitas diplomasi Singapura yang disamakan dengan Banana Republic usai Menteri Dalam Negeri, K Shanmugam, mengungkap alasan menolak Ustaz Abdul Somad (UAS). (Twitter/@fadlizon)

Banana Republic atau republik pisang sendiri merupakan istilah yang khas ditemukan pada ilmu politik. Istilah ini, dilansir dari Wikipedia, mengacu pada negara dengan politik yang tidak stabil serta ekonominya sangat bergantung pada ekspor sumber daya terbatas.

Pendapat Fadli Zon ini jelas langsung menuai beragam respons dari warganet. Pro dan kontra mengiringi cuitan tersebut, dengan sebagian menyepakati pendapat Fadli, meski tidak sedikit juga yang menilai Fadli kelewat ikut campur dengan kedaulatan masing-masing negara.

"Diplomasi Singapur seperti anak kecil yang dikasih permen lalu manut disuruh ngomong ape aje, tanpa terlebih dulu meneliti kebenaran," kritik warganet.

"Trus manfaatnya diplomasi itu apa buat NKRI? Pentingnya apa? Apakah dia mewakili Indonesia? Jangan ganggu hak dan kedaulatan negara lain," tutur warganet lain.

Baca Juga: Kasus UAS Dideportasi Singapura Dianggap Hilangkan Kasus Mafia Minyak Goreng, Pendeta Ini Sebut UAS Kena Fitnah

"Menjaga kedaulatan rumahnya sendiri dan bukan urusan tamu yang gak jelas," tegas warganet.

"Sekelas menteri di Singapura ngomongnya kok mirip-mirip abu janda," timpal yang lainnya, membandingkan sikap Singapura dengan pegiat media sosial.

Di sisi lain, Singapura masih berpegang pada prinsip mereka menolak masuknya UAS yang dianggap menyebarkan paham ekstremis. Bahkan Menteri Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, sempat mengungkap UAS meradikalisasi seorang remaja berusia 17 tahun hingga ditangkap pada 2020 lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI