Suara.com - Kabarnya, event Formula E Jakarta sudah masuk pemanasan. Beberapa sponsor pun sudah mendukung gelaran ajang balap mobil listrik ini dan yang menjadi sorotan adalah adanya perusahaan bir. Lalu apa saja fakta merek bir jadi sponsor Formula E Jakarta?
Setelah publik mengetahui ada produsen bir dunia, Heineken ikut menjadi sponsor Formula E, polemik pun muncul. Suara.com telag merangkum beberapa fakta merek bir jadi sponsor Formula E Jakarta yang ada hingga saat ini.
Perlu diketahui, sejumlah persiapan telah dimulai, dari kedatangan mobil, sampai dengan rencana sesi foto Formula E Jakarta. Ajang balap mobil listrik Formula E Jakarta akan diadakan pada hari Sabtu (4/6/2022) di Ancol, Jakarta Utara.
Sponsor Formula E Jakarta mulai terungkap, dan menyita perhatian publik. Ada perusahaan bir hingga pabrik ban yang masuk ke dalam daftar sponsor ajang balap mobil listrik itu. Sponsor Formula E Jakarta terpampang di situs Jakarta E-Prix, dan Ketua Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni mengatakan bahwa sponsor yang tercantum di situs resmi tersebut bukan sponsor dalam negeri, melainkan sponsor global dari Formula E Operation (FEO).
Setidaknya ada empat jenis sponsor untuk Formula E, di antaranya adalah sponsor utama, sponsor global, sponsor teknis, dan partner. Sponsor terdiri dari sejumlah perusahaan, di antaranya adalah perusahaan bir Heineken, perusahaan anggur Moet & Chandon, perusahaan jam tangan mewah TAG Heuher, hingga perusahaan penyedia jasa kurir DHL.
Perusahaan lainnya adalah BOSS, Antofagasta PLC, Enel X Way, Copper.co, Bosch, Allianz, dan perusahaan maskapai penerbangan Saudia. Sedangkan untuk sponsor dalam negeri, panitia akan mengumumkannya dalam waktu dekat. Mari simak fakta merek bir jadi sponsor Formula E Jakarta yang berhasil dirangkum di bawah ini.
1. Kontroversi Sponsor Formula E Jakarta
Sebagaimana diketahui, bahwa persoalan sponsor ini diawali dengan munculnya keraguan dari sejumlah pihak terkait keberadaan sponsor Formula E. Salah satu yang menyampaikan keraguan itu adalah Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra, yang sempat menuding sponsor Formula E gaib lantaran saat itu tidak kunjung diumumkan penyelenggara.
Anggara mengaku tidak heran jika panitia penyelenggara Formula E kesulitan mencari sponsor. Sebab, Formula E merupakan acara yang penuh ketidakjelasan, mulai revisi studi kelayakan, jumlah penonton berubah-ubah, hingga mundurnya jadwal penjualan tiket. Sponsor pasti berhitung, layak atau tidaknya investasi di sini.
Baca Juga: Terpopuler: Ada Merek Bir Dalam Sponsor Global Formula E Jakarta, Kecelakaan Maut di Pancoran
Di sisi lain, saat itu pihak JakPro menyanggah tudingan PSI soal sponsor gaib. JakPro mengklaim telah mendapatkan sponsor untuk Formula E Jakarta dan akan diumumkan segera.
Direktur JakPro Gunung Kartiko menyampaikan bahwa sponsorship sudah ada beberapa, dan cukup banyak. Gunung enggan merinci apa saja perusahaan yang menjadi sponsor Formula E. Ia hanya menyebutkan bahwa sponsor datang dari berbagai industri, mulai perbankan hingga otomotif.
2. Daftar Sponsor Formula E Jakarta
Dalam website jakartaeprixofficial.com, telah terpasang sebagai sponsor utama yaitu ABB asal Swiss yang bergerak bidang teknologi otomasi, robotik, daya, dan peralatan listrik berat. Sementara sponsor global di situ terpajang perusahaan keuangan asal Swiss Julius Bar, lalu untuk sponsor teknis terdapat Michelin perusahaan ban asal Prancis.
Kemudian, untuk sponsor biasa tercatat ada 10 perusahaan di antaranya adalah Copper, Hugo Boss, Bosch, DHL, Moet & Chandon, Enelxway, Allianz, Tagheur, Anfogasta Minerals, Saudia, sampai dengan produsen bir Heineken.
3. Ada Merek Bir dalam Daftar Sponsor Formula E
Ketua Panitia Organizing Committee Formula E Ahmad Sahroni akhirnya angkat bicara terkait merek bir Heineken yang menjadi sponsor dalam pagelaran balapan International Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang. Menurut Sahroni, sponsor tersebut dari luar negeri dan bukan kewenangan dari Indonesia.
Kendati demikian, Sahroni juga menyampaikan jika urusan sponsor global itu pihak penyelenggara tidak ada kewenangan dalam negeri mengatur terkait sponsor. Karena hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan milik Formula E Operation (FEO).
4. Kontroversi Merek Bir yang Jadi Sponsor Formula E Jakarta
Dari sekian nama sponsor, ada nama Heineken yang merupakan perusahaan bir asal Belanda. Terkait hal ini, Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni menyebutkan bahwa Heineken merupakan sponsor global yang mendukung langsung Formula E Operation (FEO). Itu artinya, Heineken merupakan sponsor Formula E untuk semua lokasi, tidak hanya di Jakarta saja.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menyadari adanya kontroversi karena keterlibatan perusahaan bir di dalam Formula E di Jakarta. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa mengubah apapun karena Heineken merupakan sponsor global.
5. Novel Bamukmin Kecewa dengan Anies Baswedan
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin terang-terangan kecewa dengan hal ini. Ia pun menyentil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan mengingatkannya supaya tidak menghalalkan segala cara semata demi menggelar Formula E.
"Sehingga harus dijaga perasaan umat Islam, jangan sampai melukai hati umat Islam yang telah memilihnya," kata Novel, dilansir Warta Ekonomi pada Kamis (26/5/2022).
Menurut Novel, Formula E Jakarta masih dapat terlaksana tanpa adanya dukungan dari produsen minuman keras tersebut.
"Saya rasa tanpa sponsor minuman keras bisa terlaksana, sehingga saya meminta agar Anies membatalkan bekerja sama dengan segala merek minuman keras," ujar Novel.
Bahkan demi menegaskan permintaannya, Novel tak ragu menekankan potensi hilangnya dukungan umat Islam terutama dari PA 212 terhadap Anies Baswedan.
"Formula E harus jadi simbol membangun jati diri bangsa dengan nilai-nilai luhur dan kalau tidak, sama saja dengan rezim ini, yang zalim karena suka maksiat dan kemungkaran," pungkas Novel. "Dan jangan salahkan umat Islam, khususnya spirit 212, akan meninggalkan Anies Baswedan."
Seperti itulah fakta merek bir jadi sponsor Formula E Jakarta yang kemudian menimbulkan pro dan kontra.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama