Duka Panjang Amerika Gegara Teror Penembakan Massal

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 08:26 WIB
Duka Panjang Amerika Gegara Teror Penembakan Massal
Penembakan di sekolah di Texas AS. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Saya patah hati dengan pembantaian di sekolah dasar di Texas. Saya berdoa untuk anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh dan untuk keluarga mereka,” kata Paus.

Dalam pidato Selasa malam, Presiden Joe Biden kembali mendesak para anggota Kongres untuk mendukung apa yang disebutnya sebagai “undang-undang (kepemilikan senjata api) yang masuk akal.”

“Saya lelah dan muak. Kita harus bertindak. Mengapa kita bisa hidup dalam pembantaian ini? Mengapa kita membiarkan ini terjadi? Demi Tuhan, di mana nyali kita? Demi Tuhan, mengapa kita tidak berdiri melawan pelobi senjata api?,” tandas Biden.

Aturan Hukum Kepemilikan Senpi

Penembakan di SD di Texas AS. (Foto: AFP)
Penembakan di SD di Texas AS. (Foto: AFP)

Belum jelas apakah pembunuhan massal terbaru ini akan mengubah pandangan anggota faksi Republik di Senat yang sebelumnya telah memblokir beberapa aturan hukum untuk membatasi kepemilikan senjata api di Amerika. Diperlukan sedikitnya 10 anggota Senat dari faksi Republik untuk bergabung dengan 50 anggota faksi Demokrat, mendukung undang-undang pengendalian senjata api yang lebih ketat.

Pemimpin minoritas Senat dari faksi Republik Mitch McConnell memang menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengecam penembakan tersebut, tetapi tidak lebih dari itu.

“Ini benar-benar memuakkan. Memuakkan mengingat kehidupan anak-anak tidak berdosa dicuri oleh kebrutalan yang tidak masuk akal ini,” tukasnya.

Pernyataan itu langsung dikritisi pemimpin mayoritas Senat dari faksi Demokrat, Chuck Schummer, yang meminta mitra-mitranya dari Partai Republik untuk mengesampingkan lobby organisasi dan perusahaan senjata api dan bersedia berkompromi untuk mencapai aturan pengendalian senjata api yang lebih ketat.

“Masalah di Senat sederhana. Terlalu banyak anggota di sisi lain (Partai Republik.red) yang tidak melihat penderitaan rakyat Amerika. Terlalu banyak anggota di sana yang lebih peduli pada NRA (National Riffle Association, red.) dibanding keluarga yang berduka karena menjadi korban kekerasan. Sebagaimana yang telah saya sampaikan, warga Amerika lelah dan muak dengan penembakan massal. Mereka lelah dan muak dengan peringatan soal keberadaan penembaka aktif. Mereka lelah dan muak melihat anak-anak mereka yang berusia 9, 10 dan 11 tahun, ditembak di sekolah.”

Baca Juga: Daftar Penembakan Sekolah di Amerika Serikat Selama 2022, Terbaru di Texas

Kompromi Legislatif Tak Pernah Tercapai

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI