Pemerintah AS juga menyuarakan "kekhawatiran mendalam” bahwa Bachelet tidak mendapat keleluasaan dalam penyelidikan, atau mendapat gambaran "yang tidak dimanipulasi” oleh Cina.
Bachelet sendiri mengaku kehadirannya di Xinjiang justru menyaratkan jaminan dari pemerintah Cina untuk mengunjungi kamp re-edukasi dan bertemu dengan pegiat HAM secara pribadi.
Hal ini juga ditegaskan Duta Besar Inggris di Cina, Caroline Wilson, yang menuntut "akses tak terbatas di Xinjiang” dan "pembicaraan pribadi dengan warga Uighur,” bagi Bachelet.
Lawatannya berlangsung ketika sebuah dokumen milik kepolisian Xinjiang bocor ke tangan media.
Menurut laporan AFP, Selasa (24/05), dokumen itu mengandung ribuan foto dari dalam lembaga pemasyarakatan di Xinjiang, termasuk wajah tahanan. Disebutkan, narapidana termuda berusia 15 tahun saat mulai menjalani masa penahanan rzn/ha (AFP, Reuters, AP)
